Mohon tunggu...
agung marhaenis
agung marhaenis Mohon Tunggu... Administrasi - penulis

Pecinta kata, kopi, kuliner, dan kebun.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jatuh Cinta pada Yellow Caturra, Kopi Langka dari Bajawa

19 Maret 2018   12:52 Diperbarui: 19 Maret 2018   13:12 4925
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: muigrowngreencoffee.com

Nama kopi yellow caturra memang tidak sepopuler kopi toraja, kopi gayo, kopi sidikalang, dan kopi wamena. Tapi bagi pecinta kopi Nusantara, yellow caturra adalah biji kopi yang wajib dicoba. Citarasanya sangat unik dengan aroma lembut perpaduan antara buah-buahan dan bunga. Ada aroma lemon, apel, dan wangi bunga dalam kopi yellow caturra.

Yellow caturra adalah kopi yang beda dari umumnya kopi di Indonesia. Biji kopi yellow caturra tidak berwarna merah saat matang di pohon, tapi berwarna kuning saat matang. Di Indonesia biji kopi kuning terhitung langka, salah satunya adalah yellow caturra yang berasal dari Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur. Kopi kuning lainnya berasal dari Garut, Jawa Barat.

Kopi ini disebut langka, karena tidak banyak daerah yang membudidayakannya. Di Bajawa sendiri, diperkirakan hanya ada sekitar 700 pohon yang ditanam. Jadi tidak mudah mendapatkan biji kopi ini dibanding ketika mencari kopi jenis lain seperti toraja atau gayo.

Perkenalan saya pada yellow caturra terjadi sekitar 1,5 tahun lalu. Waktu itu saya mampir ke sebuah kedai kopi di daerah Citeureup, Bogor. Saat saya ingin memesan kopi, mata saya tertumbuk pada toples dengan tulisan yellow caturra. Saat ngobrol-ngobrol dengan baristanya, saya dijelaskan info mengenai kopi yellow caturra ini dan dia merekomendasikan.

Saat saya mencoba mencium aroma kopi tersebut, aroma wangi buah dan bunga merasuki hidung saya. Saya memesan kopi tersebut untuk diseduh dengan cara V60. Saat saya menyeruputnya, rasa kopi yang  lembut dengan keasaman medium menggenangi lidah saya. Sempurna. Saya langsung jatuh cinta pada yellow caturra pada seruputan pertama. Kopi ini menjadi favorit baru saya setelah kopi toraja dan kopi jahe madura.

Kopi kuning dari Bajawa ini ditanam pada ketinggian sekitar 1.400 meter di atas permukaan air laut. Ketinggian ini cocok untuk kopi arabika yang memang memerlukan suhu lingkungan yang tepat agar mendapatkan hasil terbaik. Ketinggian pohon kopi akan berpengaruh terhadap citarasa produk kopi yang dihasilkan dan yellow caturra berada pada ketinggian ideal.

Foto: muigrowngreencoffee.com
Foto: muigrowngreencoffee.com
Soal citarasa yellow caturra, Rocky Rhodes, CEO dari International Coffee Consulting menyatakan bahwa kopi ini memiliki rasa yang paling unik dibandingkan dengan kopi lainnya di Indonesia. Hal itulah yang saya rasakan juga saat pertama kali menyeruputnya. Wangi aromanya sangat kaya terdiri dari kombinasi berbagai aroma. Sangat luar biasa.

Para pecinta kopi Nusantara harus merasakan kopi ini setidaknya sekali seumur hidup. Tapi dugaan saya, sekali Anda mencoba pasti ingin mencobanya lagi di lain kesempatan, karena citarasanya memang luar biasa. Saya sudah membuktikannya.

Kopi varietas ini memang tidak banyak ditemukan di pasaran, setidaknya bila Anda suka ngopi di kafe, tidak semua kafe menyediakannya. Penyebabnya tentu saja karena belum banyak daerah yang membudidayakannya. Sekarang ini sudah ada beberapa daerah di luar Bajawa yang sudah mencoba membudidayakannya seperti di Bondowoso, Jawa Timur.

Harga jualnya juga relatif lebih tinggi di atas kopi lainnya. Bila kopi arabika green bean berkisar Rp200 ribu-Rp300 ribu, kopi yellow caturra bisa mencapai Rp800 ribu. Harga ini bergantung jumlah stok kopi yang ada di pasaran. Pada masa panen harganya bisa rendah dari harga tersebut.

Bila Anda penasaran dan tidak menemukan varian kopi ini di kafe, cobalah untuk membeli secara online. Ada beberapa pelapak di toko online yang menawarkan yellow caturra. Tapi saat artikel ini ditulis, beberapa pelapak saya lihat stoknya sedang kosong. Memang perlu perjuangan untuk mendapatkan kopi enak yang langka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun