Dua hari setelah insiden tersebut Ara sudah menyatakan permintaan maaf. Dia bertanggung jawab dan semua kesalahan ada di pundaknya. Pengakuan ini patut diapresiasi, walaupun jelas-jelas terlambat. Semoga apa yang dilakukan Ara menjadi pelajaran baginya dan juga tokoh publik lainnya.
Tokoh dan pejabat publik harus berpikir bahwa kepentingan bangsa dan negara lebih penting dari kepentingan golongan, partai, apalagi kepentingan pribadi. Semoga kebijakan publik yang salah seperti ini tak terjadi lagi di masa depan, walaupun terus terang saya ragu bila melihat pejabat publik zaman now di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H