"Kamu harus ke Macao, Gung!" begitu kata temanku nyerocos saat bertemu denganku.
"Mengapa harus ke Macao?" tanyaku.
"Sebagai pecinta sejarah, arsitektur, dan kuliner, kamu harus merasakan aura Macao," katanya bersemangat.
"Memang selain Ruins of St. Paul ada apa lagi di Macao?"
"Banyak," jawabnya bersemangat. Dia pun lalu bercerita satu per satu tentang kesan yang dia dapat selama traveling di Macao.
Sejarah
Macao adalah kota yang memiliki sejarah sangat menarik dan unik. Macao adalah satu dari dua Daerah Administratif Khusus di China. Sejarah Macao tidak lepas dari kedatangan Bangsa Portugis ke daerah ini. Pada abad ke-16, tepatnya pada 1550, Bangsa Potugis datang ke Macao dan tertarik dengan lokasinya yang strategis. Pada 1557 Portugal menyewa Macao dari Pemerintah China untuk dikelola dan dijadikan pusat pelabuhan dan bisnis.
Nama Macao sendiri tidak lepas dari penyebutan orang Portugis untuk daerah ini. Ketika datang dan bertanya tentang nama daerah tersebut, penduduk lokal menyebutnya A Ma Gao, atau Tempat A Ma. Di lokasi kedatangan Bangsa Portugis, memang berdiri Kuil A Ma. Kuil ini dibagun pada 1488 oleh Dinasti Ming dan menjadi kuil tertua di Macao.Â
Kuil A Ma dibangun untuk menghormati Dewi Matsu atau Dewi pelaut dan nelayan. Bangsa Portugis mengadopsi nama A Ma Go dan lambat laun berubah pelafalan menjadi Macao.
Selain sebutan A Ma Gao, daerah ini juga disebut dengan nama Ou Mun yang berarti "gerbang perdagangan". Nama ini menunjukkan posisi strategisnya sebagai pusat perdagangan. Setelah dikelola oleh Portugal, Â Macao menjadi kota pelabuhan yang maju yang menghubungkan perdagangan antara China, Jepang, India, dan Eropa.
Bila ingin mengetahui sejarah Macao dalam waktu singkat dengan penjelasan yang padat dan terstruktur, pilihannya adalah datang ke Museum Macao. Museum ini terletak di Monte Forte, benteng pertahanan Portugis yang dibangun untuk melindungi kaum Jesuit. Museum ini dulunya adalah gedung untuk melindungi kaum Jesuit yang dibangun pada 1617-1625.
Museum Macao terdiri dari tiga lantai. Lantai pertama berisi koleksi dan diorama yang memperkenalkan sejarah Macao masa lampau sebelum kedatangan Portugis di Delta Sungai Pearl. Di lantai dua, pengunjung bisa melihat berbagai aspek seni dan budaya Macao, termasuk pembacaan puisi Jose dos Santos Ferreira---seorang penyair di Macao---yang dibacakan dalam dialek lokal.Â
Di lantai kedua ini pengunjung juga bisa mendapat informasi mengenai berbagai festival dan upacara keagamaan di Makao. Lantai teratas berisi informasi mengenai rencana pengembangan kota dan arsitektur modern Macao. Satu museum, berisi berbagai aspek kehidupan di Makao. Paket lengkap.
Setelah berkunjung ke Museum Macao, Anda harus menyambangi bangunan paling populer di Macao. Ya, apalagi kalau bukan Ruins of St. Paul. Lokasi Ruins of St. Paul sangat dekat dengan Museum Macao, hanya sekitar dua kali panjang lapangan sepakbola, yaitu 260 meter. Jalan kaki 5-10 menit juga sampai. Satu paket wisata sejarah yang sangat menawan.
Arsitektur
Berbincang mengenai arsitektur Macao sangat menarik dan terasa tak ada habisnya untuk dikupas. Arsitektur di Macao menggambarkan pertemuan dua arus budaya besar yaitu Timur dan Barat, East meet West. Arsitektur klasik yang menarik di Macao dan masuk sebagai World Heritage bukan hanya Ruins of St. Paul loh. Masih banyak bangunan lain yang masuk dalam World Heritage dari UNESCO.
Berikut ini daftar World Heritage di Macao yang wajid dikunjungi:Â
![journeymart.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/12/27/macau-1-5a43cdd4caf7db1e0c46be38.jpg?t=o&v=770)
Kuil A-Ma dibangun pada 1488, sebelum daerah ini bernama Macao. Kuil ini menjadi lokasi wajib untuk disambangi. Kuil ini terdiri dari beberapa pavilion yang menggambarkan rancangan yang sempurna untuk membentuk harmoni dengan alam. Paviliun yang berbeda dipersembahkan untuk pemujaan dewa yang berbeda dan merupakan representasi telatan budaya Tionghoa yang terinspirasi kepercayaan Konfusianisme, Taoisme, dan Buddha.
Moorish Barracks
Bangunan ini memiliki nilai sejarah yang menarik. Dibangun pada 1874 untuk menampung resimen India dari Goa untuk memperkuat kepolisian Macao. Bangunan ini menjadi saksi sejarah kedekatan hubungan antara Macao dengan Goa. Kedua kota ini disebut sebagai kota kembar dalam sejarah Portugis. Bangunan ini sangat unik dengan struktur batu bata dan batu dengan pengaruh arsitektu Mughal. Dekorasi tiga lapis dan susunan ornament persegi dan runcing memiliki ritme yang indah dan halus.
Mandarin House
Rumah ini diperkirakan mulai dibangun pada 1869. Rumah ini dulunya adalah tempat tinggal tokoh sastra terkemuka China Zheng Guanying yang mempengaruhi Dr. Sun Yat Send an Mao Tse Tung. Komplek perumahan seluas 4.000 meter persegi ini berdekatan dengan World Heritage lain yaitu Lilau Square.
Senado Square
Senado Square adalah salah satu tempat paling ikonik di Macao dan menjadi pusat kota Macao selama berabad-abad. Sampai saat ini masih menjadi pusat perayaan berbagai acara. Senado Square juga menjadi salah satu tempat yang menggambarkan multiculturalnya masyarakat Macao dan gambaran nyata dari bertemunya budaya Barat dan Timur.
Tentu saja tidak hanya empat bangunan di atas yang termasuk dalam World Heritage di Macao. Masih banyak arsitektur lain yang masuk World Heritage seperti: Lou Kau Mansion, Cathedral, Kuil Na Cha, Gereja St. Dominique, Casa Garden, Gula Fortress, Mount Fortress, dan lainnya. Para pecinta arsitektur pasti terpuaskan dengan jalan-jalan di Macao.
Kuliner
Pada 1 November 2017, Macao dikukuhkan oleh UNESCO menjadi Creative City of Gastronomy. Status ini memberikan gambaran jelas bahwa Macao menjadi pusat kuliner dunia. Macao juga menjadi anggota dari UNESCO Creative Cities Network (UCNN). Tradisi kuliner Macao sudah berlangsung lebih dari 400 tahun, waktu yang sangat panjang.
![easyportugueserecipe.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/12/27/macau-3-5a43cddbab12ae1e8661c3a2.jpg?t=o&v=770)
Makanan lain yang perlu dicoba adalah menu lokal yaitu mie udang ala Macao. Salah satu tempat makan mie udang adalah Wong Chi Kei yang lokasinya berada di dekat Senado Square, pusat keramaian turis di Macao. Di tempat ini, kita bisa memesan mie yang mirip dengan yamien di Indonesia yang ditaburi dengan telur udang. Aroma dan rasa gurihnya benar-benar juara. Membuat kamu ingin nambah dan nambah.
Oh ya, bagi kamu pelancong yang ingin mencari menu halal tak perlu khawatir saat di Macao, karena terdapat cukup banyak restoran halal. Kamu tinggal mencari informasinya di browser dan kamu akan mendapatkan daftar restoran makanan halal. Jadi tak perlu khawatir saat jalan-jalan ke Macao.
Wonderful Macao adalah potret dari seribu kesenangan bagi traveler. Macao adalah titik pertemuan budaya Eropa dan Asia, Warisan Budaya Dunia, dan pusat kuliner.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI