Pertanyaan di atas sering muncul di kalangan muda dan memang pilihan yang cukup sulit. Namun sebelum itu, pastikan dana darurat untuk tiga sampai enam bulan harus sudah disiapkan. Bagaimanapun, dana darurat sangat penting untuk jaminan finansial masa depan dalam situasi yang cukup komplek saat ini.
Selain itu, anggaran pengeluaran untuk kepentingan rumah tersebut harus dialokasikan.
Mari kita beranjak ke pilihan pertama.
Menabung terlebih dahulu
Dalam opsi menabung, penulis akan memberikan dua alternatif pilihan, yaitu menabung di bank konvensional dan menabung logam mulia berupa emas.
*Menabung di Bank konvensional merupakan pilihan yang paling mudah, apalagi dengan tersedianya berbagai jenis dan pilihan bank digital (jika memang lebih memilih bank digital). Simpel, tidak perlu pergi kemana-mana, cukup di rumah, dalam beberapa hari, tergantung layanan yang diberikan, rekening bank digital sudah bisa tersedia.
Bedakan rekening yang dimaksud dengan rekening gaji atau rekening yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, agar bisa mengontrol penggunaan. Selain itu, hindari penggunaan ATM untuk menghindari biaya administrasi kartu, dan juga pembayaran digital yang terkoneksi dengan rekening tersebut. Ini merupakan kekurangan dari menabung untuk tujuan di atas. Selain itu, dengan nilai bunga bank atau bagi hasil yang didapat selalu lebih kecil dari angka inflasi tahunan, cara menabung ini kurang disarankan untuk melindungi nilai uang yang disimpan, dengan kata lain, berapapun uang yang ditabung, maka tidak akan bisa mengejar kenaikan harga rumah impian.
*Menabung dengan menggunakan logam mulia. Emas merupakan logam mulia yang disarankan penulis dibanding logam mulia lainnya, mengingat historinya dari masa ke masa selalu paling ampuh dalam menghadapi serangan inflasi dan kenaikan harga-harga barang. Apalagi ada hadits tentang dinar dan kambing yang jika dikaitkan dengan zaman sekarang masih sangat relevan. 1 dinar atau 4,25 gram emas senilai Rp. 5,6 juta (2024) masih bisa untuk membeli 1-2 ekor kambing.
Tentukan target masing-masing untuk menabung tersebut, yaitu nilai dan jangka waktu. Misalkan nilai harga tanah atau rumah yang diinginkan adalah 100 juta rupiah, dalam jangka waktu 5 tahun, maka per bulan harus bisa menyisihkan 1,625 juta.
Teknis pembelian emasnya bisa diatur sendiri, bisa per 1 atau 2 bulan. Lebih disarankan pembelian emas dalam bentuk fisik dibanding emas digital dan dalam jumlah besar, lebih dari 1 gr. Tapi pembelian 1 gr pun tidak ada masalah. Selain itu, agar dipertimbangkan penyimpanan logam mulia yang sudah diakuisisi, bisa disimpan konvensional di dalam rumah atau di safe deposit box bank, yang tentunya mengeluarkan biaya. Tempat pembelian pun menjadi faktor pertimbangan, Antam adalah tempat yang paling umum untuk masyarakat membeli emas, namun tidak menutup kemungkinan, ada agen-agen kecil yang lebih dekat dari tempat tinggal yang menyediakan barang yang sama. Penting untuk memperhatikan kadarnya, dan tingkat kepercayaan terhadap agen tersebut.
Yang membutuhkan effort adalah saat menjual kembali ketika targetnya tercapai dan saat dibutuhkan. Namun prinsipnya adalah, jika emas tersebut sudah tertera kadarnya, contoh 99.9/24 Karat atau 91.6/22 Karat, maka tinggal mencari informasi harga pasaran (lewat internet atau sumber yang lain), kemudian datang ke pembeli emas (toko, pembeli eceran atau lainnya), lakukan negosiasi harga, deal harga, Done! Uang tunai atau transfer ke rekening sudah didapat. Hindari pengecekan kadar dengan digesek, minta untuk ditimbang basah untuk mengetahui kadarnya.