Di samping saya tahu bahwa setiap penulis mempunyai ideologinya sendiri, agaknya dengan sedikit sentuhan dialog dalam cerita memberi warna pada jalannya cerita agar tampak lebih hidup. Tempo yang lambat agaknya pula bisa menjadikan novel ini sebagai novel seri, mengandaikan ada Rafilus 2 dan Rafilus 3 dan seterusnya.
"Rafilus mati dua kali. Kemarin dia mati. Hari ini, tanpa pernah hidup kembali, dia mati lagi. Dia berkaki dua, berjalan seperti manusia biasa, akan tetapi langkah-langkah kakinya menimbulkan derap bagaikan kendaraan berat."-Budi Darma
KESIMPULAN
"Rafilus si manusia besi" berhasil menciptakan kesan tak menyudahkan bagi setiap pembacanya. Setiap sisi yang dianggap sebagai kekurangan bagi sebagian orang termasuk saya, berhasil disiasati dengan baik. Namun tempo yang lambat bisa saja membuat novel ini menjadi makin kompleks sehingga menjadi novel seri. Setidaknya itulah sejumput harapan saya terhadap novel ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H