Oleh Agung Kurniawan
NIM Â Â : 181010700202
Â
SINOPSIS
Suatu ketika Jumarup seorang kaya mengundang Tiwar ke pesta khitan anaknya. Rafilus juga diundang. Beserta karyawan Jumarup dan banyak orang lain yang tak dikenal sebelumnya. Selama pesta Tiwar terus mengamati Rafilus yang kian aneh. Jumarup belakangan diketahui tak datang ke pesta karena sakit keras. Tiwar memang suka mengamati Rafilus. Tak jarang ia banyak tahu dari Munandir seorang opas pos. Tiba hari dimana Tiwar bertemu Pawestri.Â
Secara berkala Tiwar menerima surat dari Pawestri. Suatu hari Pawestri meminta untuk dipertemukan kepada Rafilus. Pawestri berpendapat bahwa Rafilus mampu memberikan benih sebagai harapan hidupnya. Kelak anak Pawestri menjadi gagah perkasa. Namun tiba Rafilus tewas tersambar kereta. Tak ada yang mengenali asal usulnya.Â
Saat yang bersamaan saat mau mengubur mayat Rafilus, salah satunya Rabelin dan Tiwar, Jumarup mendadak tewas. Dikubur pemakaman yang sama. Pemakaman Jumarup membuat jalanan macet. Hingga saat ambulan yang nmembawa mayat Rafilus berada melintasi rel kereta mendadak terdapat kereta melintas. Ambulan itu tertabrak kereta. Rafilus mati untuk kedua kalinya kepalanya terlepas.
KELEBIHAN
- Cerita yang disajikan menarik karena menyajikan pengakuan para tokoh yang dikemas dengan jujur dan dalam.
- Masing-masing tokoh memberikan peran yang kuat sehingga tidak ada tokoh yang dihadirkan tersia.
- Latar tempat di Surabaya.
- Setiap kejadian diceritakan dengan detail.
- Alur cerita yang tak mudah ditebak.
- Penyajian blurb yang menarik.
- Penciptaan tokoh utama yang punya karakter kuat.
KEKURANGAN
- Cerita yang disajikan naratif, tanpa dialog.
- Tempo cerita lambat.Â
KRITIK
Bagi sebagian orang membaca adalah hal yang membosankan. Untuk mengatasi hal tersebut biasanya penulis menyiasatinya dengan mengganti teks naratif menjadi dialog. Namun hal ini sepertinya tak diambil jalan oleh novel Rafilus. Menjadikan novel ini sebagai novel yang isinya hampir tak ada dialognya. Hal ini tampaknya dimanfaatkan dengan baik dengan membawa kesan pertama bahwa "Rafilus mati dua kali" cukup membaca enggan menyudahi untuk turut menyimak kisah magis Rafilus si manusia besi itu. Tempo yang lambat pun berhasil disiasati menjadi bagian untuk menceritakan kejadian menjadi lebih detail.Â