Mohon tunggu...
Agung Kresna Bayu
Agung Kresna Bayu Mohon Tunggu... Konsultan - Alumni Fisipol UGM

Mengolah keseimbangan intelektual antara logika dan spiritual

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Desa: Ruang Berpengetahuan, Berimajinasi dan Berharap, serta Berpihak

17 Desember 2020   12:03 Diperbarui: 17 Desember 2020   18:59 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: simpeldesa.com

Imajinasi juga berarti kondisi yang tidak nyata dan ini biasanya bernada positif, artinya sesuatu yang bersifat dan bermakna baik, meskipun baik dan buruk itu sebenarnya semu dan tergangtung kesepakatan nilai yang dianut oleh orang di wilayah tersebut. Dengan segala sesutau yang dimiliki desa, desa dapat memberikan rangsangan bagi imajinasi-imajinasi terhadap berbagai hal berkaiatan dengan desa, seperti desa tanpa kemiskinan, desa dengan penduduk berpedidikan tinggi, dll.

Imajinasi ini dapat menjadi dasar dalam merwat harapan bagi perubahan-perubahan yang bertujuan bagi kebaikan bersama. Harapan adalah keinginan untuk menjadi kenyataan. Ini menjadi kata yang bukan hanya berarti sebagai tanda, melainkan ada spirit yang terkadung dalam harapan itu. Spirit ini menjadi modal penting bagi pembngunan desa, karena muncul dari dalam. Artinya, spirit itu tidka muncul karena paksaan.

Desa Ruang Keberpihakan

Berpihak memiliki arti untuk berposisi, desa sebagai ruang keberpihakan mengartikan desa sebagai wadah untuk mememiliki keperbihakan. Berpihak pada apa dan siapa? Pertanyaan bukan sedangkal itu, tapi berpihak pada nilai-nilai kebenaran. Berpihak pada nilai keadilan masyarakat desa misalkan, memang tidak ada rumus rigid soal keadilan seperti apa yang dijalankan. Namun, saat ada upaya menuju nilai itu, maka secara tidak langsung berbagai tindakan dan perilaku telah menuju nilai tersebut. Bahkan, telah ada sejak dalam pemikiran.

Persepsi umum soal desa adalah wilayah yang memiliki banyak masalah, seperti kemiskinan, kesejahteraan, dll. Namun, justru dalam masalah tersebut, dengan adanya kepekaan rasa, kita akan memiliki keberpihakan pada nilai-nilai yang menyatukan. Desa bukan sebatas wilayah, tapi ruang yang didalamnya terdapat berbagai relasi-relasi dalam merayakan hidup. Artinya, desa juga bukan objek pembangunan dengan alasan keterbelakangan cara berpikir masyarakatnya. Namun, desa adalah subjek sekaligus objek pembangunan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun