Mohon tunggu...
agung khuluq
agung khuluq Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Fakultas Kesehatan masyarakat, Universitas jember

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sapa dan Tanyaku

1 September 2012   02:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:04 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sapa dan Tanyaku

Hai bunga mawar di halaman !

Apakah kau tahu rahasia kehidupan ini ?

Apakah esok aku masih dapat melihatmu ?

Menggugurkan daun yang melekat di tubuhmu

Mengepakkan sayap merah mahkotamu

Hai padi-padi yang bergoyang bersama angin !

Apakah kau selalu bergembira seperti itu ?

Tidakkah banyak orang di luar sana mencarimu ?

Berjuang bersama tetesan peluh

Demi dapat bulir-bulirmu

Hai pemimpin berkerah putih !

Apakah kerjamu seputih kemeja harummu ?

Apakah kau tahu banyak orang menginginkan seperti kau ?

Bekerja santai, menghasilkan banyak uang

Untuk keluarga, ayah, dan ibu

Kucing-kucing liar dalam rumahku,

Mengapa kalian tetap mengambil jatah makan siangku ?

Apakah kalian tak malu dengan perbuatan kalian ?

Apakah kalian tak pernah belajar tentang kesopanan ?

Ayolah kucing, ambil buku dan pena kalian !

Segera pergi ke pusat pendidikan !

Pena dan pensil,

Apakah kalian tak capek menulis banyak kata setiap waktu ?

Apakah kalian tak takut dengan apa yang kalian tulis ?

Hasil karya kalian terkadang mendapat penghargaaan

Terkadang membuat orang bimbang

Hallo orang-orang berkuasa dan yang merasa menguasai !

Bagaimana kabar kekuasaanmu ?

Mengapa kau tak berhenti untuk mengusai ?

Bakar, hancurkan, dan hilangkan mahkota kekuasaan

Itulah yang kami harapkan

Indonesia,

Kau negaraku yang sebenarnya kucinta

Namun mengapa terkadang ku sangat membencimu ?

Atau bahkan ku malu mengatakan kalau aku anak Indonesia

Semua itu karena diriku

Tak mau membela dirimu

Semua pendengar sapa dan tanyaku,

Tolong jawab isi hatiku ini

Perahuku bingung mau kemana

Dayung-dayungku telah rusak diterjang ombak

Yang bisa datang setiap saat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun