Mohon tunggu...
Agung Khoerul Imam
Agung Khoerul Imam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Aku adalah ikan yang sedang berkelana mengelilingi samudra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rumah Tua

18 Juni 2022   09:33 Diperbarui: 18 Juni 2022   09:41 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka pergi tetapi malam belum berganti, di tengah udara malam yang mencekam, di antara suara-suara hewean malam yang menambah kesan kesedihan, aku sekali lagi di bawanya hanyut dalam kenangan di rumah tua yang menyimpan misteri, kenangan, dan banyak hal yang menakjubka. Di suguhkanya tentang kenangan lain di mana rumah tua belum terlihat tua. "Mah, kapan bapa pilang?" tanya ku di malam hari yang sepi hanya ada aku dan ibu. Sambil mengusap kepalaku yang sedang terbaring di pangkuannya ibu menjawab "sabar nak bapa kan lagi kerja keluar kota, lagi cari duit buat kita jalan-jalan nanti," aku cuma diam saja sambil mengingat kata-kata bapa yang bilang "bapa janji nanti pulang".

Tiga hari kemudian aku mendengar kabar kalau bapa sudah pulang, dengan senangnya aku berlari mendengar kabar itu, aku berlari menuju rumah dengan bahagia berharap dapat oleh-oleh mainan ultraman cosmos. Aku sampai di rumah, tetapi mengapa semua orang bersedih? tanyaku dalam hati. Ah... bodo amat lah, aku langsung bergegas masuk untuk melepas rindu. Ibu memeluk dengan erat, tetapi aku langsung menepisanya " apa sih bu, aku mau bertemu bapa dahulu," aku masuk lagi dan melihat bapa sedang tertiduru dengan kulit yang berbeda, dia itu hitamkan mengapa jadi putih? Tanya ku dalam hati. Dengan perasaan yang masih bahagi aku langsung menghampirinya untuk meminta oleh-oleh yang mungkin bapa bawa dari luar kota. tetapi sialnya, belum sempat bapa memberikan oleh-olehnya warga desa malah membawanya pergi lagi, aku benar-benar marah.

Di sebuah kota di mana angin selalu berhembus dingin, dan sinar matahari tidak terlalu terasa panas. Aku baru terbangun di siang hari, mungkin tanpa aku sadari aku tertidur ketika semalam sedang tenggelam di dalam kenangan di rumah tua. Memang sialan kenangan tentang rumah tua itu selalu sukses membua aku tertidur di tengah dinginnya cuaca di malam hari. Kisah tentang sebuah rumah tua yang sudah kosong sejak lama, rumah yang menyimpan misteri, kenangan, dan banyak hal menakjubkan di dalamnya.

Ah.. sudahlah ,aku sudah telat, hari ini ada kantor yang sedang menunggu surat lamaran kerjaku, kasian dia kalau harus menunggu terlalu lama, aku harus pergi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun