Oleh.
Agung Himawan, Â S.H., Â M.Psi
Sebelum ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat di negara kita, Nenek moyang kita telah memiliki ajaran dan ilmu pengetahuan yang cukup tinggi. Salah satu warisan nenek moyang bangsa Indonesia yakni berupa "Permainan Tradisional Gobak Sodor".Â
Disejumlah literatur Belanda menyebutkan kata Gobak Sodor diambil dari Go Back Through The Door yang berarti menembus pintu. Selain itu, gobak sodor tercatat dalam buku kamus Jawa (Baoesastra) yang ditulis oleh WJS Poerwadarminto yang dipublikasikan JB Wolters Uitgevers Maatschappij NV Groningen, Batavia pada tahun 1939.
Warisan nenek moyang tersebut, mengandung nilai pengajaran dan treatment yang luarbiasa terhadap proses tumbuh kembang anak usia dini (Paud) terkait ketrampilan berkomunikasi (Communication Skills) dan ketrampilan bersosial (Social skills).
Kehebatan pemainan tersebut telah dibuktikan oleh beberapa penelitian, salah satunya oleh D.R. Pratiwi, (2018) bahwa permainan tradisional gobak sodor dapat mempengaruhi keterampilan sosial anak pada kelompok "B" di PAUD Islam Terpadu Baiturrahman Jember.Â
Kemudian penelitian oleh S. Sudarto, (2018) menunjukkan bahwa permainan gobak sodor dapat meningkatkan keterampilan sosial pada anak kelompok "B" TK Panca Setya Kabupaten Sintang, yang ditunjukkan dengan terjadi peningkatan keterampilan sosial pratindakan yaitu pada 21 anak, 3 anak (14,28%) pada kategori sangat baik dan Hasil siklus 1 keterampilan sosial anak meningkat menjadi 10 anak (47,61%) pada kategori baik serta Hasil siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan keterampilan sosial pada kategori sangat baik menjadi 20 anak (90,47%).
Lalu penelitian oleh Nugroho (2016), menyebutkan bahwa permainan tradisional gobak sodor dapat menanamkan dan memupuk kemampuan berdemokrasi, pendidikan, kepribadian, keberanian, kesehatan, persatuan dan moral. Menurut Karl Groos, bermain memiliki fungsi guna memperkuat insting anak yang akan dibutuhkan dalam kelangsungan hidup di masa mendatang. Apalagi, masa anak-anak memang seharusnya diisi dengan bermain permainan yang positif . Permainan-permainan yang positif tersebut secara tidak langsung mengajarkan kepada mereka mengenai aspek motorik, kognitif, bahasa, sosial, emosional, seni, moral, dan lain-lain.
Dizaman yang serba modern saat ini, warisan nenek moyang tersebut seolah terkikis oleh zaman. Padahal permainan yang tidak memerlukan biaya tinggi tersebut, sangat bermanfaat sekali terhadap proses tumbuh kembang anak usia dini.
Sementara itu, perlu kita sadari bahwa di zaman milenial saat ini, banyak anak-anak kita yang mengalami kecanduan gadget (screen dependency disorder) yang bisa menimbulkan gangguan pada kesehatan fisik maupun kesehatan mental anak. Salah satunya adalah anak tidak tertarik bermain di luar rumah atau kegiatan ekstra di sekolah, anak menjadi agresif atau pemarah jika tidak memegang gadget. Selain itu juga dapat menjadi potensi utama merusak otak , merusak kesehatan mata anak anak dan mengganggu proses tumbuh kembang anak.
screen dependency disorder (SDD) merupakan perilaku adiksi terhadap gadget yang dapat menimbulkan gangguan pada perilaku, kognisi dan sosial anak seperti terjadinya keterlambatan bicara dan bahasa, mempengaruhi perkembangan otak anak ke arah yang negatif, keterlambatan perkembangan motorik dan gangguan-gangguan lain. Anak usia dini di sebut mengalami SDD bila tidak bisa lepas dari gadget dan hal tersebut sampai mengganggu kegiatan sehari-hari (Budi, 2021).
Gangguan ini dapat dialami oleh semua kalangan usia, namun dampak yang lebih besar akan dirasakan bila dialami oleh anak usia dini karena usia ini merupakan tahap anak belajar untuk meniru sikap, kata-kata dan perilaku yang ada di sekitarnya, dari apa yang dilihat, didengar dan dialaminya. Gangguan perkembangan yang dialami selama masa usia dini, akan berpengaruh pada tahap perkembangan anak selanjutnya. Pencegahan SDD harus dilakukan sedini mungkin dan membutuhkan peran dari orang tua karena pada usia ini anak-anak masih sangat bergantung pada orang tua.
Menurut American Academy of Pediatrisc (APP), orang tua dapat melakukan beberapa hal sebagai bentuk pencegahan SDD pada anak usia dini, antara lain menjauhkan perangkat digital dari jangkauan anak, jangan menggunakan gadget untuk menenangkan anak yang tantrum (digital baby sitter), memberi batasan waktu penggunaan gadget, membuat jadwal penggunaan gadget, memberikan contoh yang baik pada anak, sepakati aturan bebas wilayah gadget didalam rumah dan perbanyak aktivitas bermain diluar rumah. Orang tua harus sadar dan mengetahui dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan gadget serta memahami cara penggunaan perangkat digital baik online maupun offline untuk melindungi keselamatan anak dari ancaman penggunaannya.
Selain hal tersebut diatas sebagai bentuk upaya untuk pencegahan kecanduan anak terhadap gadget, Maka perlu dibangkitkan kembali terhadap permainan --permainan tradisional warisan nenek moyang, yang salah satunya adalah permainan tradisional Gobak Sodor.
Untuk itu, maka hal yang perlu dilakukan bagi kita sebagai orang tua dan bagi sekolah-sekolah untuk membangkitkan kembali permainan tersebut, yakni diiringi dengan penyediaan arena permainan tersebut dan dimasukkan dalam kegiatan wajib di sekolah.
Referensi:
Pratiwi D.R. (2018), Pengaruh Permainan Tradisional Gobak Sodor Terhadap Ketrampilan Sosial Anak kelompok B di Paud Islam Terpadu Baiturrahman Jember. https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/86767.
Sudarta S (2018), Peningkatan keterampilan sosial melalui permainan gobak sodor. Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, Vol.5 No.1, Hlm. 85-95, DOI:10.21831/jppm.v5i1.10374.
Groos, K. (1901). The play of man. Appleton.
Budi, M. E. P. (2021). Pelaksanaan kelas digital parenting bertema cara mencegah kecanduan gadget di masa golden age. Jurnal ROSYADA: Islamic Guidance and Counseling, 1(1), 23--38. https://doi.org/10.21154/rosyada.v1i1.2413
Sari, G., Lombok, W., Amilia, R., Qamariah, N., Andaruni, R., Harahap, A. P., & Makmun, I. (2021). Edukasi Pencegahan Screen Depedency Disorder (SDD) Dan Tantangan Pola Asuh Efektif Anak Usia Dini Era Digital di Desa Taman Sari Gunung Sari Lombok Barat. Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan, Vol. 3 No.1, Hlm 25--29.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H