Mohon tunggu...
Agung Hendriyanto
Agung Hendriyanto Mohon Tunggu... -

Mens Sana in Corpore Sano

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Perlukah Catur Menjadi Pelajaran Wajib di Sekolah?

6 Februari 2014   10:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:06 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Malcolm Pein adalah pendukung berat masuknya catur ke sekolah-sekolah. Pein, yang juga seorang master sekaligus jurnalis catur, ingin agar catur dapat kembali berkembang di Inggris. Pein telah mengajukan usulan terhadap kurikulum nasional ke Pemerintah Inggris dan merekomendasikan adanya kelas catur, yang dibuat wajib setiap minggu untuk anak-anak SD tahun ke-2 (6 th) atau ke-3 (7 th). Anak-anak usia 6 atau 7 tahun diyakini lebih mudah menerima catur daripada usia di bawahnya.

Namun Raymond Keene, Grandmaster Inggris dan koresponden catur majalah Times, berpendapat lain. Keene sangat setuju terhadap Pein bahwa usia 6 tahun adalah usia yang optimal untuk membentuk anak menjadi seorang grandmaster. “Catur berangkat dari kekuatan otak, bukan pengalaman. Jadi, jika seorang anak sudah baik di usia 6 tahun, mereka bisa menjadi seorang grandmaster pada saat mereka berusia 12 tahun.” Keene melanjutkan, “Catur adalah sebuah proses yang sangat adiktif, obat positif bagi anak-anak. Bahkan ketika mereka bermain secara online, itu jauh lebih baik daripada bermain video game atau menonton televisi.”

Namun Keene masih ragu akan dampak positif memasukkan catur sebagai kurikulum wajib. Inggris bukanlah Armenia. Menurutnya Armenia telah menjadikan catur sebagai budaya sekaligus ambisi nasional. Sangat berbeda dengan budaya Inggris. Mewajibkan catur di sekolah-sekolah Inggris akan membuat warga Inggris “mati”.

Pro kontra masuknya catur menjadi pelajaran wajib juga datang dari pihak sekolah. Kepala sekolah dan guru-guru masih menyangsikan manfaat masuknya catur ke dalam kurikulum sekolah, karena sudah banyak pelajaran yang telah masuk ke dalam kurikulum yang harus dipelajari. Biasanya sekolah hanya menyediakan pelajaran catur berupa ekstrakulikuler, bukan pelajaran wajib.

Bagaimana di Indonesia?

Belum banyak sekolah di Indonesia yang memberikan wadah olahraga catur dalam kegiatan sekolah mereka. Tidak adanya kewajiban memberikan pelajaran catur di setiap sekolah menjadikan catur seperti anak tiri. Kalah bersaing dengan olahraga favorit lainnya, sepakbola, basket, bahkan senam. Hanya sebagian kecil sekolah yang memasukkan catur dalam kegiatan ekstrakulikuler. Karena tidak wajib diikuti oleh semua murid, biasanya peserta ekstrakulikuler-pun hanya sedikit.

Perkembangan olahraga catur di Indonesia memang sedikit lambat. Meskipun sudah banyak perubahan yang dirasakan dalam 5 tahun terakhir ini, tetapi perkembangan catur di negara lain, khususnya tingkat ASEAN, lebih pesat. Vietnam adalah negara ASEAN yang caturnya berkembang sangat pesat. Pecatur-pecatur yunior Vietnam tidak hanya merajai kejuaraan-kejuaraan tingkat ASEAN, namun juga mampu berbicara dalam kejuaraan tingkat Asia maupun Dunia. Satu lagi negara ASEAN yang dapat menjadi barometer perkembangan catur ASEAN adalah Pilipina. Bahkan Grandmaster utama Pilipina saat ini Wesley So (2738) termasuk dalam salah satu Grandmastes Super, jajaran pecatur-pecatur elit dunia (elo rating di atas 2600), saat ini berada di peringkat 20 besar dunia.

Masuknya catur dalam kegiatan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) seharusnya dapat menjadi momentum bagi Pemerintah (melalui PERCASI dan DIKNAS) untuk memasyarakatkan catur dan mencaturkan masyarakat. O2SN merupakan salah satu ajang yang dapat dijadikan PERCASI untuk menjaring atlet-atlet catur berbakat, selain melalui KEJURNAS Catur. Namun seringkali O2SN, khususnya catur, dipandang sebelah mata. Hal ini karena catur memang bukan menjadi olahraga favorit di sekolah.

Sudah saatnya DIKNAS memberikan perhatian lebih terhadap kegiatan catur di sekolah ini, karena sudah banyak penelitian yang menyebutkan bahwa catur memiliki dampak positif terhadap perkembangan intelektual anak-anak. Pertanyaan besarnya adalah “Sudah tepatkah memasukkan catur menjadi pelajaran wajib di sekolah? Atau sudah cukup hanya dengan menyediakan wadah berupa ekstrakulikuler saja?” Silakan para master menjawabnya.

(sumber: http://www.bbc.co.uk/news/magazine-13140772, http://en.wikipedia.org/wiki/Chess_in_Armenia, http://www.pri.org/stories/2011-11-01/slideshow-learning-chess-elementary-school)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun