Mohon tunggu...
Agung Gumilar
Agung Gumilar Mohon Tunggu... Seniman - Synthesizer - Creator - Designer

Seorang pembaca, pendengar, pengamat, pemalu, perasa, pelupa, pelajar, pengajar, pencari, dan sedang belajar memberi, menerima sekaligus menulis. "Ada satu dunia, dimana menCipta, berKarya, dan memberi Warna lebih dihargai dari pada gelar yang terpasang di depan dan di belakang sebuah nama. Dunia itu bernama dunia maya (Internet)".

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

WhatsApp Grup sebagai Kelas Alternatif

13 Maret 2023   15:08 Diperbarui: 13 Maret 2023   15:09 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat pandemi, setiap aktivitas interaksi dikurangi, atau bahkan dihentikan sama sekali. Begitupun dengan dunia pendidikan terkena dampaknya, tidak ada pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka. Semuanya dilakukan secara jarak jauh, semuanya memanfaatkan teknologi komunikasi sebagai sarana belajar dan mengajar, demi meminimalisir penyebaran virus Covid-19.

Saat itu para guru harus menyampaikan pembelajaran kepada siswanya menggunakan berbagai macam teknologi. Mau tidak mau para guru belajar bagaimana memanfaatkan teknologi untuk pembelajaran. Awalnya terasa berat, tetapi perlahan-lahan mulai beradaptasi. Ada yang memanfaatkan pembelajaran melalui zoom, adapula yang melalui google meet, dan lebih banyak lagi memanfaatkan WhatsApp grup sebagai kelas.

Pandemi kini sudah mulai berangsur-angsur membaik, pembelajaran sudah kembali seperti sediakala, mengajar dan belajar kembali dilakukan secara tatap muka. Pembelajaran sudah kembali  ke Normal, namun sebenarnya tidak dapat kembali 100% normal, adaptasi teknologi untuk pembelajaran sudah menjadi kebiasaan serta kebutuhan, untuk benar-benar meninggalkannya sudah tidak mungkin terjadi.

Bagi saya pribadi, pemanfaatan serta penggunaan whatsapp grup sebagai kelas alternatif sepertinya masih memungkinkan. Tentunya dengan berbagai tambahan aplikasi serta metode, agar penyampaian kelas menjadi menyenangkan. Hal itu tentunya diperlukan strategi, teknik, serta seni tersendiri untuk merancang dan membuat kelas menggunakan WhatsApp Grup. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun