Masih ingat dengan kejadian hari Senin malam, tanggal 27 January 2014 yang lalu di JLNT Casablanca, Jakarta?. Mudah-mudahan masih ingat. Motor yang diberitakan berbalik arah dan melawan arus lalu lintas karena menduga ada razia polisi tersebut terlihat hancur. Sang pengendara sepeda motor "hanya " mengalami patah tulang. Sedangkan yang dibonceng, bernasib naas, terjatuh dari ketinggian dan menghantam aspal sehingga tewas. Belakangan diketahui bahwa si pembonceng yang sedang hamil 7 bulan tersebut adalah istri dari pengendara kendaran bermotor tersebut.
Sebenarnya tidak ada yang spesial dari peristiwa tertabraknya sepeda motor oleh mobil di hari Senin malam tersebut. Penulis menganggap kejadian tersebut tidak spesial karena pada kenyataannya, kejadian yang dipicu oleh pelanggaran lalu lintas memang banyak terjadi di masyarakat kita.
Berdasarkan data dari Korlantas POLRI, jumlah kecelakaan secara nasional di Bulan July - Desember 2013 sebanyak 46.204 kali dengan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 9.751 jiwa. Artinya dalam 1 hari terdapat lebih dari 250 kali kecelakaan dengan jumlah korban meninggal dunia lebih dari 53 orang. Sekitar 58% dari jumlah kecelakaan tersebut melibatkan kendaraan bermotor roda dua.
Ketika kecelakaan tersebut terjadi, yang terpikir dibenak penulis adalah fenomena gunung es dimasyarakat kita yang tidak disiplin, suka melanggar peraturan dan tidak peduli kepada diri sendiri maupun orang lain.
Walaupun tidak berharap, kejadian tersebut bisa jadi akan terulang, apalagi jika tidak ada kesadaran dari pihak pengendara dan tidak ada ketegasan dari pihak yang berwenang.
Berikut beberapa pelanggaran lalu lintas yang sering dilakukan oleh masyarakat kita berdasarkan pengalaman pribadi penulis.
Terus Melaju Saat Lampu Berwarna Merah.
Lihatlah dilampu merah dijalanan kita, terutama yang tidak dijaga oleh petugas, tidak perduli lampu menyala warna apa saja, sebagian besar pengendara bermotor pasti akan mengintip kesempatan untuk terus melaju. Tidak ada lagi rasa takut terhadap peraturan. Tidak ada lagi rasa peduli kepada orang lain.
Tidak semua perempatan berlampu lalu lintas dijaga oleh polisi. Ditempat itulah sering ditemui pengendara kendaraan mulai dari sepeda motor, angkutan umum sampai mobil mewah pun terus melaju. Mereka tidak peduli terhadap keselamatan diri sendiri, apalagi keselamatan orang lain. Saking banyaknya yang melakukan, yang berhenti saat lampu berwarna merah justru menjadi minoritas dan terlihat aneh dimata orang lain.
Itulah kenapa justru saat lampu berwarna merah, suara klakson kendaraan justru terdengar bersahut-sahutan. Tujuannya supaya kendaraan didepannya terus melaju walaupun lampu masih berwarna merah.
Melawan Arah Lalu Lintas.
Ketika ditanya kenapa mereka melawan arah lalu lintas. Jawabannya supaya lebih cepat. Padahal jika dihitung hanya hitungan menit waktu yang dihemat. Bensin pun juga tidak irit-irit amat. Tapi resikonya sungguh besar. Bayangkan apa yang akan terjadi jika kendaraan tersebut bertabrakan. Siapa yang akan dirugikan? tentu saja keduanya.
Berkendara Sambil Bermain Handphone
Ini trend baru dikalangan masyarakat kita. Bermain handphone. Ada yang menelpon, ada juga yang mengetik pesan. Sering terlihat mereka dijalan raya. Ciri-cirinya adalah kendaraan sedikit oleng karena konsentrasi terbagi, sering menunduk ke bawah terutama bagi yang sedang mengetik pesan.
Bentuk pelanggaran tersebut banyak terjadi di jalanan negeri kita. Negeri yang katanya toleran terhadap orang lain. Negeri yang orang-orangnya ramah. Tetapi perilaku dijalanan tidak mencerminkan sikap rersebut.
Orang-orang seperti penulis yang berusaha untuk menaati peraturan lalu lintas justru menjadi minoritas, sampai ada juga yang menganggapnya menjadi orang aneh di jalanan. Tertutup oleh banyaknya pelanggaran yang dilakukan oleh kaum mayoritas.
Semoga semakin banyak orang yang bangga sebagai minoritas dan orang aneh di negeri ini.
Semoga menjadi pelajaran bagi semuanya. Mari taat peraturan, mari peduli keselamatan
Lippo Cikarang, 9/February 2014 09.50
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H