Mohon tunggu...
Agung Firstianto
Agung Firstianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Postgraduate Universitas Mercu Buana

NIM: 55522110022 | Dosen: Prof. Dr. Apollo, M.Si., Ak. | Mata Kuliah: Pajak Internasional | Program Studi: Magister Akuntansi | Jurusan: Akuntansi Pajak | Fakultas: Ekonomi Bisnis | Universitas: Universitas Mercu Buana |

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Peleburan Fusi Horizon Sistem P3B Model Gadamer

21 Oktober 2023   15:07 Diperbarui: 23 Oktober 2023   18:04 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesadaran historis dan kesadaran masa kini merupakan elemen kunci dalam pemahaman yang mendalam dan relevan terhadap perjajian penghindaran pajak berganda dan hukum perpajakan secara umum. Kesadaran historis sebagaimana yang digagas Gadamer adalah pemahaman bahwa kita membawa sejarah kita sendiri dalam setiap aspek pemahaman kita saat ini. Dalam interpretasi perjanjian penghindaran pajak berganda, kesadaran historis berarti bahwa setiap negara yang terlibat membawa dengan mereka pengalaman dan sejarah pajak mereka sendiri. Mereka membawa pengetahuan tentang perkembangan kebijakan perpajakan, pengalaman dengan perjanjian pajak sebelumnya, dan perubahan dalam hukum pajak. Kesadaran historis ini adalah fondasi yang tidak bisa diabaikan dalam memahami interpretasi perjanjian pajak.

Kesadaran historis juga mencakup pemahaman bahwa pengaruh masa lalu dapat berkembang dalam waktu. Artinya, sejarah perpajakan adalah dinamis dan berubah seiring waktu. Perubahan dalam hukum perpajakan, kebijakan pajak, dan perkembangan ekonomi dapat memengaruhi bagaimana negara - negara melihat perjanjian penghindaran pajak berganda. Dalam konteks hermeneutika Gadamer, hal ini mencerminkan gagasan bahwa pengaruh masa lalu terus berlanjut dan berkelanjutan dalam pemahaman saat ini. Selanjutnya, kesadaran masa kini adalah pemahaman tentang bagaimana perjanjian ini akan memengaruhi perpajakan saat ini. Dalam interpretasi perjanjian penghindaran pajak berganda, negara - negara perlu mempertimbangkan bagaimana perjanjian ini akan memengaruhi kebijakan perpajakan mereka dalam situasi saat ini. Kesadaran masa kini adalah pemahaman tentang dampak perjanjian pada realitas perpajakan saat ini. Dalam hermeneutika Gadamer, penting untuk memahami bahwa kesadaran historis dan kesadaran masa kini tidak berdiri sendiri. Mereka saling terkait dan memengaruhi satu sama lain. Pengaruh masa lalu membetuk kesadaran historis yang pada gilirannya memengaruhi kesadaran masa kini. Hal ini menciptakan siklus pemahaman yang berkelanjutan di mana sejarah dan konteks saat ini terus membentuk satu sama lain.

Dalam interpretasi perjanjian penghindaran pajak berganda, kesadaran historis dan kesadaran masa kini sangat penting. Kesadaran historis mengajarkan kita untuk tidak mengabaikan pengaruh sejarah pajak, sementara kesadaran masa kini membantu kita memahami bagaimana perjanjian ini akan memengaruhi perpajakan saat ini. Dengan mempertimbangkan kedua aspek ini secara bersamaan, negara-negara dapat mencapai interpretasi yang lebih akurat dan relevan tentang perjanjian penghindaran pajak berganda. Selain itu, penting untuk diingat bahwa hermeneutika Gadamer juga menekankan pentingnya dialog dalam interpretasi. Dalam konteks perjanjian penghindaran pajak berganda, negara-negara perlu melakukan dialog konstruktif untuk memahami satu sama lain. Mereka perlu berbagi pandangan, prasangka, dan kesadaran masa kini mereka tentang perjanjian ini. Dalam dialog ini, mereka dapat mencapai pemahaman bersama yang lebih dalam tentang perjanjian dan bagaimana melaksanakannya.

Salah satu kontribusi utama hermeneutika Gadamer adalah penekanan pada pemahaman yang mendalam dan kontekstual. Dalam penegakan hukum perjanjian pajak, pemahaman yang mendalam tentang teks perjanjian sangat penting. Hermeneutika Gadamer mengajarkan kita untuk tidak hanya melihat teks secara harfiah, namun juga memahami konteks dan maksud di balik kata - kata tersebut.

Dalam penegakan hukum perjanjian pajak, hal tersebut memberikan arti bahwa penegak hukum harus memahami dengan komprehesif dan cermat teks perjanjian dan konteksnya. Mereka perlu memahami niat para pihak yang menandatangani perjanjian, tujuan perjanjian, dan bagaimana perjajian tersebut dimaksudkan untuk berlaku dalam praktiknya. Dengan demikian, penegakan hukum dapat menjadi lebih efektif dalam memastikan kepatuhan pajak yang benar.

Selain itu, hermeneutika Gadamer juga menekankan pentingnya pengaruh masa lalu dalam pemahaman. Dalam penegakan hukum perjanjian pajak, pengaruh masa lalu dapat membantu penegak hukum untuk memahami sejarah hubungan paak antara negara - negara yang terlibat. Mereka dapat memahami bagaimana perjanjian ini mengikuti perkembangan dari perjanjian sebelumnya atau bagaimana perubahan dalam hukum pajak memenarhi interpretasi perjanjian.

Kontribusi lain dari hermeneutika Gadamer adalah penakanan pada dialog dan pemahaman bersama. Dalam penegakan hukum perjanjian pajak, dialog antara negara - negara yang terlibat adalah kunci. Mereka perlu berbagi pandangan, prasangka, dan pemahaman mereka tentang perjanjian ini. Dalam dialog yang dilakukan, negara - negara dapat mencapai pemahaman bersama tentang bagaimana perjanjian harus dijalankan dan bagaimana perpajakan akan diterapkan.

Hermeneutikan Gadamer juga menekankan pentingnya untuk memahami bahwa pengaruh masa lalu dan dialog adalah saling terkait. Pengaruh masa lalu membentuk sejarah hubungan pajak antara negara - negara yang terlibat, yang kemudian memengaruhi prasangka dan pandangan mereka. Dalam melakukan dialog, mereka dapat mencapai pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana sejarah memengaruhi interpretasi perjanjian. Penerapan hermeneutika Gadamer dalam penegakan hukum perjanjian pajak juga mencakup penekanan pada keadilan. Hermeneutika Gadamer mengajarkan untuk memahami bahwa intepretasi yang adil dan relevan harus menjadi prioritas. Dalam konteks penegakan hukum perjanjian pajak, hal ini memberikan arti bahwa penegak hukum harus memastikan bahwa interpretasi perjanjian adalah yang paling adil dan relevan untuk kedua belah pihak. 

Keadilan dalam penegakan hukum perjanjian pajak mencakup pemahaman bahwa perjanjian harus berlaku secara adil dan konsisten. Penegak hukum harus memastikan bahwa perjanjian tidak hanya menguntungkan satu pihak sementara merugikan yang lain. Mereka perlu memastikan bahwa perjanjian tersebut menghormati hak-hak dan kewajiban masing-masing negara dengan cara yang seimbang. Pentingnya keadilan adalah bahwa penegakan hukum perjanjian pajak yang adil dapat memastikan kepatuhan yang lebih besar terhadap perjanjian. Negara-negara akan lebih cenderung untuk mematuhi perjanjian jika mereka yakin bahwa perjanjian tersebut adalah yang paling adil dan relevan. Dengan demikian, penegakan hukum dapat menjadi lebih efektif dalam memastikan kepatuhan pajak yang benar.

Ilustrasi penyatuan horizon untuk perjanjian penghindaran pajak berganda | Sumber gambar: dok. pribadi
Ilustrasi penyatuan horizon untuk perjanjian penghindaran pajak berganda | Sumber gambar: dok. pribadi

Peleburan fusi horizon adalah salah satu konsep kunci dalam hermeneutika Gadamer yang memiliki relevansi dalam pemahaman dan interpretasi sistem perjanjian pajak berganda. Konsep ini mengacu pada proses pemahaman dimana dua horizon  atau perspektif yang berbeda dapat bergabung untuk menciptakan pemahaman yang lebih mendalam dan kontekstual. Dalam konteks sistem perjajian pajak berganda, peleburan fusi horizon menunjukan bahwa ketika dua negara atau  pihak yang berbeda mencoba untuk mengintepretasikan dan menerapkan perjanjian pajak, mereka membawa masing - masing horizon atau perspektif yang unik. Horizon ini mencakup pengalaman, sejarah perpajakan, budaya hukum, dan pandangan perpajakan masing - masing negara. Dalam proses interpretasi, horizon ini pertama - tama tampaknya berbeda. Namun hermeneutika Gadamer mengajarkan bahwa perbedaan horizon bukanlah hambatan yang harus diatas atau dihilangkan, melainkan sebaliknya. Perbedaan horizon adalah elemen yang diperlukan dalam mencapai pemahaman yang mendalam. Peleburan fusi horizon mengajarkan bahwa melalui dialog dan pemahaman bersama, dua horizon yang berbeda dapat bergabung untuk menciptakan pemahaman yang lebih kaya dan relevan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun