Mohon tunggu...
agung firmansyah
agung firmansyah Mohon Tunggu... Foto/Videografer - profesi kuliah jabatan s1

hoby otomotif

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Media Sosial sebagai Pranata Sosial

19 Juni 2023   16:27 Diperbarui: 19 Juni 2023   16:38 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gurupendidikan.co.id

Penggunaan yang berlebihan dan interaksi yang negatif di media sosial dapat berkontribusi pada masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan rendahnya harga diri. Tekanan untuk tampil sempurna, perbandingan diri dengan orang lain, dan cyberbullying dapat merusak kesehatan mental individu. Meskipun media sosial dapat menghubungkan orang dengan orang lain di seluruh dunia, penggunaan yang berlebihan juga dapat menyebabkan isolasi sosial. Menghabiskan terlalu banyak waktu di dunia maya dapat mengganggu interaksi sosial tatap muka dan mengurangi kualitas hubungan pribadi.

Media sosial telah menjadi tempat penyebaran berita palsu (hoaks) yang dapat dengan cepat menyebar. Banyak orang mudah terjebak dengan informasi yang tidak diverifikasi dan menyebarluaskannya, yang dapat merusak kepercayaan dan menyebabkan kebingungan di masyarakat. Penggunaan media sosial membawa risiko privasi dan keamanan. Informasi pribadi yang diunggah ke media sosial dapat dikumpulkan, digunakan secara tidak etis, atau disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Selain itu, penggunaan media sosial juga meningkatkan risiko penipuan, pencurian identitas, dan serangan siber.

Anak-anak dan remaja yang terlalu terlibat dalam media sosial dapat terpapar pada konten yang tidak sesuai dengan usia mereka, termasuk kekerasan, pornografi, dan perilaku tidak sehat. Hal ini dapat berdampak negatif pada perkembangan sosial, emosional, dan psikologis mereka.

Media social dan prubahan prilaku

Penggunaan media sosial juga membawa perubahan perilaku  masyarakat. Misalnya kita  jarang berinteraksi dengan lingkungan sekitar kita, misalnya saat mengantri di service desk masing-masing sibuk dengan smartphonenya, tanpa memperdulikan orang-orang di sekitarnya, padahal banyak orang yang kita lihat termasuk rekan kantor kita melakukannya. Jadi. tidak menyelesaikan pekerjaannya atau malah terbengkalai karena sibuk berkomentar atau berkomentar di facebook yang sebenarnya sangat tidak berguna baginya.

Dan yang paling memprihatinkan adalah pengaruh media sosial terhadap perilaku anak remaja, mereka menjadi apatis dan tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya, kita sebagai orang tua semakin sulit untuk berkomunikasi dengan anak, apalagi mengharapkan bantuan. . dengan pekerjaan rumah. Media sosial membuat anak kita semakin malas belajar dan sulit diatur karena hampir seluruh waktunya dihabiskan untuk mengolah informasi, baik itu di sekolah, di luar sekolah, maupun di rumah. 

Anak-anak lebih memilih media sosial untuk mengungkapkan perasaan mereka kepada orang tua mereka dan bagian terburuknya adalah hampir setiap masalah yang mereka hadapi, bahkan masalah pribadi, ditayangkan di media sosial untuk diketahui semua orang, bahkan ketika orang tidak seharusnya mengetahuinya. . mereka tidak mengerti bahwa pesan kami telah menjadi konsumsi publik dan sulit untuk ditarik kembali. Masalah ini tidak bisa diabaikan, harus dicari solusinya mengingat anak-anak kita adalah harapan kita yang akan memimpin di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun