Mohon tunggu...
A. Firmandika
A. Firmandika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang suka menonton film, mendengarkan musik, dan membaca komik.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kajian Sosiologi Desain terhadap Pelat Nomor Hitam Vespa Klasik sebagai Simbol Identitas Komunitas

17 Oktober 2024   20:17 Diperbarui: 17 Oktober 2024   20:18 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 7. Pelat Nomor Vespa Klasik Milik Responden Alvi

PENDAHULUAN

Di era modern saat ini, kehidupan manusia dipenuhi oleh komunikasi berbasis visual. Komunikasi visual semakin mendapat tempatnya ketika banyak hal dirasa tidak cukup disampaikan secara verbal. Bahkan komunikasi visual memiliki keluasan dan kreativitas terlebih dalam penyampaian informasi karena adanya rangsangan visual. Rangsangan visual membuat proses memahami informasi menjadi lebih mudah (Thorndike dalam Rahman, 2024).  Kemudian disampaikan oleh AD Pirous yang dikutip oleh Sumbo Tinarbuko dalam buku DEKAVE (2015), bahwa komunikasi visual hakikatnya adalah bahasa yang tugas utamanya membawa pesan individu atau kelompok pada pihak lain. Perbedaan paling mencolok dari komunikasi verbal dan visual ada pada media penyampaian informasi. Komunikasi verbal memanfaatkan suara dari susunan huruf atau angka untuk menyampaikan informasi. Komunikasi visual menggunakan gambar-gambar yang bisa ditangkap oleh mata. Walaupun demikian, huruf dan angka juga bisa digolongkan dalam komunikasi visual. Huruf adalah anggota abjad yang mewakili suatu bunyi dan disepakati bersama. Begitu juga dengan angka yang merupakan tanda bilangan. Kita sering menemui pengaplikasian pesan visual keduanya melalui pelat nomor kendaraan.

Pelat nomor kendaraan adalah pelat logam yang berfungsi untuk menempatkan tanda nomor kendaraan. Pelat nomor memudahkan pihak berwajib dalam mengidentifikasi kendaraan sehingga fungsi pengawasan berjalan dengan baik. Dalam komunikasi visual, pelat nomor bisa dianggap sebagai tanda atau simbol yang memiliki beragam pemaknaan konotatif. Hal ini senada dengan konsep signified yang diungkap Saussure dalam Jatmikanurhadi, 2023. 

Dikatakan Sumbo Tinarbuko (2015) desain komunikasi visual sangat lekat dalam kehidupan manusia sampai mewakili sosial-budaya masyarakat. Desain komunikasi visual tidak hanya sekedar ide atau gagasan, tapi berwujud dalam produk yang dapat dicerna indrawi manusia.  Dilanjutkan, Sumbo Tinarbuko dalam mata kuliah Sosiologi Desain pada 12 September 2024, desain komunikasi visual tidak hanya berbicara soal visual, lebih luas, mengajak dalam menyelami dinamika sosial. Melalui pendekatan ini, pelat nomor kendaraan bisa dikaji melalui pendekatan sosiologi dan tiga fungsi DKV.  

Dalam penelitian ini, kami mengambil objek berupa pelat nomor hitam pada kendaraan vespa klasik. Vespa adalah sepeda motor berjenis skuter yang berasal dari Italia. Bodinya lebih kecil dari motor kebanyakan dan mengeluarkan suara yang khas saat dikendarai. Dibanding motor pada umumnya, vespa memiliki desain yang unik dan nilai sejarah sehingga memiliki komunitas besar di Indonesia. Komunitas vespa kerap terlihat mengenakan pelat berbentuk persegi yang mana menyinggung aturan berlalu lintas. Komunitas vespa klasik menganggap tindakan ini sebagai cara menjaga kultur vespa yang berasal dari Italia. Selain itu tubuh vespa klasik juga tidak didesain untuk penggunaan pelat persegi panjang dan apabila dilakukan modifikasi perlu mengganti dek penyangga pelat yang mana akan dirasa merusak estetika dan nilai seni yang ada pada vespa. 

Alasan pemilihan objek kajian dikarenakan fenomena unik yang terjadi dalam komunitas vespa klasik. Komunitas merupakan suatu kelompok sosial berisikan beberapa individu  yang saling berinteraksi di lingkungan tertentu dan secara umum memiliki latar belakang serta kepentingan bersama (Ernawati, 2024) Menilik paradigma interaksionisme simbolik, tindakan mempertahankan desain asli pelat vespa klasik dipersepsikan sebagai cara individu mengekspresikan nilai-nilai klasik. Berdasarkan hasil wawancara dari komunitas vespa klasik, Fatmawati Independent Scooterist (FIS), menyatakan bahwa mereka melestarikan bentuk pelat persegi dari pabrik pembuatan vespa klasik. Komunitas menganggap menjaga tradisi bentuk pelat sebagai kebanggaan untuk mempertegas nilai-nilai klasik yaitu identitas, informasi, promosi. Dimana tiga hal tersebut adalah fungsi desain komunikasi visual. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelat nomor hitam pada vespa klasik sebagai tanda visual (Simbol) dalam kontribusi terhadap pembentukan identitas komunitas.

Pengkajian ini juga melibatkan paradigma konstruksi sosial untuk memahami bagaimana proses pembentukan identitas komunitas terhadap fenomena sosial. Kemudian untuk memperkuat pengkajian, kami sertakan metodologi kualitatif deskriptif. Data didapat melalui wawancara dan penelusuran pada media cetak serta daring. 

Penelitian ini diharap dapat memberikan sumbangsih dalam keilmuan DKV berupa cara pandang desain komunikasi visual terhadap peristiwa sosial, dalam konteks ini adalah fenomena unik pada pelat hitam di kendaraan vespa. Diharapkan juga penelitian ini memberikan wawasan mendalam tentang dinamika antara identitas komunitas dan peraturan yang berlaku serta bagaimana pelanggaran peraturan dapat diinterpretasikan dalam konteks budaya. Tidak ketinggalan, penelitian ini juga menawarkan noveltis dalam cara pandang pelat nomor sebagai bagian dari sosial-masyarakat yang layak untuk dikaji serta didalami, tidak terbatas dalam kajian sosiologi tapi juga desain komunikasi visual.

METODE PENELITIAN 

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data primer berupa wawancara, observasi, pengambilan sampel dan data sekunder berupa studi literatur yang relevan. Menurut Kriyantono (2006:69) penelitian deskriptif berupaya menggambarkan atau menguraikan hal dengan apa adanya serta menggunakan data kualitatif yang akan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang dapat diamati.

Penelitian dilakukan dengan menganalisis tanda visual berupa simbol yang merepresentasikan lewat objek penelitian yaitu pelat nomor persegi. Dengan menggunakan analisis pendekatan teori sosiologi, yaitu paradigma konstruksi sosial dan paradigma fungsionalisme simbolik oleh Herbert Blumer dan didukung oleh teori semiotika oleh Roland Barthes.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun