Mohon tunggu...
Agung Dyah Armayanti
Agung Dyah Armayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Dreaming and Achieving

Selanjutnya

Tutup

Money

Pentingnya Kewirausahaan Pendidikan dan Apa yang Harus Diperhatikan dalam Menyusun Rencana Usaha Bimbingan Belajar

12 Desember 2021   11:57 Diperbarui: 14 Desember 2021   11:25 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Kewirausahaan dalam bidang pendidikan pada era sekarang semakin diminati dan menjanjikan untuk dijalankan. Hal ini dikarenakan kewirausahaan di bidang pendidikan dapat memberikan pemasukan yang konstan karena tentu akan memiliki pelanggan di setiap tahunnya. 

Selain menguntungkan, kewirausahaan di bidang pendidikan juga memiliki peran penting. Peran penting kewirausahaan dalam bidang pendidikan yaitu dapat memberikan pelayanan pendidikan dan memenuhi kebutuhan pendidikan yang berkualitas, meningkatkan efektivitas pembelajaran, serta membantu para orang tua dan pelajar untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Peran ini sangat penting mengingat kebutuhan dan kesadaran pendidikan di masa mendatang semakin meningkat.

Jenis kewirausahaan di bidang pendidikan dapat berupa usaha mendirikan sekolah, bimbingan belajar, lembaga pelatihan kerja (LPK), serta penyedia bahan ajar atau sumber belajar. 

Selain penting untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di masa mendatang, kewirausahaan di bidang pendidikan juga penting bagi pendiri usaha yang merupaka fresh graduate. 

Semakin banyak lulusan bidang pendidikan tentunya akan mengakibatkan kompetisi atau persaingan dalam mencari pekerjaan di institusi pendidikan. Ketatnya persaingan mengakibatkan masih banyak lulusan di bidang pendidikan yang menjadi pengangguran. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada bulan Februari tahun 2021, tercatat jumlah pengangguran terdidik (sarjana) mencapai kurang lebih 1 juta orang. 

Angka ini merupakan angka yang cukup tinggi sehingga perlu dipangkas. Salah satu cara agar tingkat pengangguran terdidik berkurang adalah dengan menjadi wirausaha di bidang pendidikan. Mendirikan usaha tidak hanya sekadar untuk menjadikan diri terbebas dari jeratan pengangguran, tetapi juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi pengangguran lainnya. 

Frinces (2010), dalam bukunya menyatakan bahwa kewirausahaan memiliki empat peran penting, salah satunya adalah sebagai kemanfaatan generasi mendatang (benefit of the future generation). Hal ini berhubungan dengan peran pendidikan yaitu untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Kewirausahaan di bidang pendidikan secara tidak langsung membantu untuk meningkatkan kualitas masyarakat suatu negara. Tercatat negara-negara maju seperti Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat dan Singapura memiliki tingkat kemakmuran masyarakat yang tinggi karena memiliki banyak wirausaha, sehingga tingkat penganggurannya rendah. 

Ciputra (2009) menyatakan bahwa Amerika Serikat memiliki jumlah pelaku wirausaha yang tinggi dan dapat membantu pemerintah dalam menciptakan lapangan pekerjaan. Suatu negara dapat dikatakan makmur apabila jumlah wirausaha pada negara tersebut mencapat angka 2% dari jumlah penduduk total. Indonesia saat ini masih kekurangan sekitar 4 juta pelaku wirausa.

Melihat kenyataan tersebut, tentunya mendirikan usaha sendiri menjadi pilihan yang tepat dalam mengatasi permasalahan ekonomi. Seorang lulusan di bidang pendidikan yang tidak mendapat pekerjaan di suatu instansi pendidikan dapat membuka usahanya sendiri. Selain untuk diri sendiri agar tidak menganggur dan memperoleh penghasilan, membangun usaha sendiri juga secara tidak langsung dapat membantu perekonomian negara dan meningkatkan jumlah wirausaha sehingga dapat meningkatkan indeks kemakmuran negara.

Salah satu usaha yang dapat didirikan oleh seorang sarjana di bidang pendidikan adalah dengan membangun suatu bimbingan belajar dan membangun usaha pengadaan bahan ajar (toko buku). 

Sebelum mendirikan suatu bimbingan belajar tentunya diperlukan suatu perencanaan usaha agar usaha yang dibangun dapat dijalankan dengan baik. Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam membuat perencanaan mendirikan usaha baik usaha bimbingan belajar atau pengadaan bahan ajar (toko buku) adalah sebagai berikut:

1. Menentukan tujuan usaha yang akan didirikan

Tujuan usaha penting ditentukan sebelum beranjak lebih jauh. Fungsi penentuan tujuan usaha adalah untuk memproyeksikan target yang akan dicapai di masa depan. Contohnya apabila ingin mendirikan usaha di bidang pendidikan, maka tujuan yang dapat disusun adalah untuk memberikan pelayanan pendidikan yang berkualitas. Selain itu, diperlukan juga menyantumkan target misalnya dalam setahun usaha akan memperoleh keuntungan 10% dan dalam 3 tahun dapat membuka cabang lain.

2. Menganalisis situasi pasar

Analisis situasi pasar dapat dilakukan dengan cara mengobservasi atau mendatangi usaha-usaha sejenis yang ingin dibangun. Melalui tahap ini, calon wirausahawan dapat mengetahui jasa apa saja yang ditawarkan, kelemahan apa saja yang dimiliki oleh usaha tersebut. 

Melalui analisis ini, calon pengusaha dapat membangun usaha yang lebih baik dari kompetitor tersebut. Kelemahan yang dimiliki usaha lain dapat dijadikan sebagai kekuatan usaha yang akan didirikan dengan cara memberikan solusi pada usaha yang akan didirikan. 

Misalnya, usaha bimbel A memiliki kelemahan tidak bisa memberi pelayanan secara online pada saat pandemi, maka sebagai wirausahawan yang akan mendirikan bimbel, maka perlu dibuat pelayanan bimbel secara online sebagai pemenuhan kebutuhan konsumen yang menjadi kelemahan dari bimbel A. dengan ini, bimbel yang didirikan akan memiliki nilai tambah dari bimbel lainnya.

Analisis ini juga dapat juga disebut sebagai analisis pesaing atau kompetitor. Pesaing adalah usaha yang menawarkan barang atau jasa sejenis atau serupa dengan yang kita tawarkan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisis pasar atau pesaing antara lain:

  • Kelengkapan dan mutu barang/jasa
  • Harga yang ditawarkan
  • Lokasi usaha
  • Promosi yang dilakukan
  • Rencana kegiatan pesaing kedepannya

3. Menyusun profil usaha

Profil usaha mencakup nilai, tujuan, serta menunjukkan kelebihan atau kekuatan usaha yang dimiliki. Penyusunan profil ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara ringkas yang dapat mencerminkan kualitas serta fokus kerja dari usaha yang didirikan. Profil usaha dibuat sebaik mungkin sehingga dapat menarik perhatian investor atau pemberi modal serta calon konsumen.

Komponen yang harus diperhatikan dalam menyusun profil suatu usaha yaitu dimulai dari membuat desain logo sebagai identitas dari perusahaan. Logo yang didesain hendaknya dapat menggambarkan dan memiliki keterkaitan dengan usaha yang akan didirikan. Selain itu, nama perusahaan, visi serta misi perusahaan juga perlu dibuat. Komponen lainnya yang harus diperhatikan pada saat menyusun komponen usaha adalah strategi serta target perusahaan.

4. Mencatat keperluan usaha

Dalam mendirikan suatu usaha, dalam perencanaan usaha perlu dicatat keperluan apa saja yang dibutuhkan untuk menunjang kegaitan usaha. Keperluan usaha meliputi sumber daya manusia contohnya tenaga pengajar, administrasi, humas, security, manajer, akuntan, dan sebagainya. Keperluan lainnya juga dapat berupa pembangunan serta peralatan. Mencatat keperluan usaha penting dilakukan karena akan menjadi tindak lanjut dalam penyusunan perencanaan keuangan.

5. Menghitung perincian biaya (modal)

Setelah melakukan pencatatan keperluan usaha, selanjutnya dilakukan kegiatan perhitungan perincian biaya (menghitung modal). Modal yang perlu dikeluarkan perlu diperhitungkan dengan benar agar kedepannya usaha tidak mengalami gulung tikar. Adapun modal yang perlu direncanakan yaitu:

  • Modal investasi, yaitu uang yang dipakai untuk membeli barang modal dengan harapan uang tersebut bisa kembali
  • Modal kerja, yaitu uang yang digunakna untuk membiayai semua kegiatan bisnis agar berjalan sesuai rencana
  • Modal operasional, yaitu uang yang setiap bulan dikeluarkan untuk operasional usaha.

Perincian biaya ini ditulis ke dalam bentuk Rancangan Anggaran Biaya (RAB). Selain menyusun RAB sebagai bentuk perincian biaya, perlu juga diperhitungkan Break Even Point (BEP), Return of Investment (RoI), dan Benefit Cost Ratio (B/C). Selain itu, perlu juga menghitung perkiraan laba rugi yang akan diperoleh dalam periode tertentu.

6. Menyusun strategi pemasaran

Strategi pemasaran merupakan suatu usaha untuk memperkenalkan dan memasarkan produk kepada konsumen. Fungsi kegiatan ini adalah untuk meningkatkan penjualan produk/jasa dan menarik lebih banyak konsumen. Terdapat tiga strategi pemasaran yang dapat dilakukan untuk usaha yang baru berdiri yaitu:

  • Penetrasi pasar

Strategi ini dilakukan dengan mengeksploitasi pasar dengan menggunakan produk/jasa yang dimiliki. Langkah yang dilakukan yaitu mempengaruhi pelanggan agar mau membeli lebih banyak produk/jasa yang ditawarkan. Contoh yang dapat dilakukan yaitu misalnya memberikan potongan harga pada pelanggan yang mendaftar bimbingan belajar apabila membawa kelompok atau membawa teman.

  • Pengembangan pasar

Peningkatan penjualan dengan pengenalan produk pada pasar baru. Cara yang dapat dilakukan yaitu dengan menargetkan kepada konsumen perusahaan pesaing agar mau menggunakan produk perusahaan kita. Cara lain yang dapat ditempuh yaitu dengan menjual produk ke daerah yang belum dilirik melalui pengembangan distribusi yang cakupan wilayahnya lebih luas.

  • Pengembangan produk

Strategi untuk memperoleh lebih banyak pembeli dapat dilakukan dengan cara menawarkan produk baru. Produk baru dapat berupa modifikasi produk yang sudah ada atau produk yang belum pernah diproduksi oleh perusahaan manapun. Dalam bimbingan belajar, cara ini bisa dilakukan dengan cara menawarkan program bimbingan yang dimodifikasi, misalnya program bimbingan rumah ke rumah.

7. Menyusun jadwal evaluasi

Evaluasi dilaksanakan untuk mengembangkan bisnis ke arah yang lebih baik berkaca dari kegiatan usaha yang telah dilaksanakan selama periode tertentu.

Setelah mengetahui pentingnya kewirausahaan pendidikan dan tata cara mendirikan usaha, diharapkan semakin banyak orang yang membangun usahanya sendiri. Disamping pemahaman seputar kewirausahaan, yang terpenting yang harus dimiliki adalah tekad dan semangat pantang menyerah. Apabila telah memiliki tekad dan semangat disertai mengikuti tahapan-tahapan di atas, diharapkan usaha yang didirikan dapat berjalan dengan baik dan menguntungkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun