Namun, jangan lupakan Tech3 Yamaha sebagai calon tim independen terbaik. Mereka punya Johann Zarco yang masih penasaran ingin menjuarai seri dan Hafidz Syahrin, rookie asal Malaysia yang menggantikan Jonas Folger karena sakit. Meski tak punya ikatan khusus dengan pabrikan, seperti LCR Honda dan Pramac Ducati, Tech3 tergolong sebagai tim independen yang punya kualitas sekelas pabrikan.
Tech3 sudah lama berkecimpung di kelas premier, kurang lebih 18 tahun. Pengalaman ini bisa menjadi senjata terbaik bagi Tech3. Ditambah lagi, Herve Poncharal, sang bos Tech3, punya intuisi bagus soal pilihan pebalap.
Selama tes pramusim, Zarco kerap tampil di lima besar tercepat. Terakhir, di Qatar, Zarco menjadi yang tercepat soal lap time. Pebalap Prancis ini, bahkan lagi-lagi, mengungguli duo pebalap Movistar Yamaha. Padahal, Zarco memakai sasis motor 2016, dua tahun lebih tua dari motor tim pabrikan.
Tak bisa dimungkiri, M1 masih sangat melekat dengan gaya balap Lorenzo dan versi M1 2016 memang diciptakan sesuai dengan gaya balap Lorenzo. Ini juga diamini salah satu kepala mekanik Tech3 Yamaha, Nicolas Goyon. Menurut Goyon, agar bisa memaksimalkan M1, pebalap Tech3 harus bisa meniru gaya balap Lorenzo.
"(Mengendarai M1), kamu harus memahami gaya Yamaha adalah Jorge Lorenzo. Jadi, pebalap harus bisa meniru gaya Lorenzo: smooth dan tidak melakukan sliding," ujar Goyon yang juga kepala mekanik Syahrin.
Ya, itulah yang dilakukan Zarco dan kenapa pebalap Prancis ini lebih tertarik dengan M1 versi 2016. Ini terbukti dari catatan waktu Zarco selama di Qatar yang tembus 1:54.029. Catatan ini jauh lebih cepat dibandingkan catatan Lorenzo waktu merebut pole position di Qatar pada 2016 (1:54.543). Impresif bukan?
Rasanya, hanya LCR Honda, Pramac Ducati, dan Tech3 Yamaha yang bakal menjadi kandidat tim independen terbaik. Ketiganya memiliki pebalap dan paket motor yang bagus. LCR punya Crutchlow dan RCV terbaru, Pramac punya Petrucci dan GP18, serta Tech3 punya Zarco. Ditambah lagi, ketiga tim itu punya pebalap kedua yang tak kalah kelas: Takaaki Nakagami (LCR), Miller (Pramac), dan Syahrin (Tech3).
Bagaimana dengan tim independen lainnya? Memang masih ada tim Marc VDS Honda yang punya Franco Morbidelli dan Thomas Luthi yang menggunakan RCV 2017, Avintia Ducati yang memercayakan Tito Rabat (GP17) dan Xavier Simeon (GP16), serta Nieto Ducati dengan Alvaro Bautista (GP17) dan Karel Abraham (GP16). Kans ketiga tim itu cukup tipis. Sebab, dukungan pabrikan untuk tim independen ini sangat terbatas.
Dilihat dari tes pramusim kemarin, ketiga tim ini bakal memperebutkan posisi papan tengah. Avintia Ducati dan Nieto Ducati mungkin lebih unggul karena menggunakan Ducati GP17 yang kompetitif musim lalu. Namun, Marc VDS punya Morbidelli dan motor Marquez musim lalu yang bisa jadi kartu truf musim ini.