SEBENTAR lagi, Liga Italia akan dimulai. Laga Juventus melawan Cagliari nanti malam akan menjadi pembuka Serie A 2017/2018. Banyak menanti-nanti, banyak pula yang berharap kompetisi kasta tertinggi sepak bola Italia ini bisa kembali berjaya seperti periode 1990-an hingga 2000-an. Apalagi, duo Milan sudah jorjoran melakukan perubahan. Nah, di musim ini, jatah Serie A di Liga Champions akan bertambah menjadi empat. Itu artinya kompetisi musim ini akan bertambah seru karena empat tiket itu akan diperebutkan oleh Juventus, AC Milan, Inter, AS Roma, Napoli, Lazio, Fiorentina, bahkan Atlanta.
Barangkali semua mata media dan penggemar sepak bola Italia akan tertuju pada AC Milan. Bagaimana tidak, setelah beralih kepemilikan ke tangan taipan Tiongkok Yonghong Li, Milan langsung tancap gas mendatangkan punggawa baru. Di bawah kendali Marco Fassone (CEO) dan Massimiliano Mirabelli  (Direktur Olahraga), total 10 pemain sudah berlabuh AC Milan, termasuk Leonardo Bonucci, palang pintu utama Juventus yang mengantarkan Si Nyonya Tua meraih Scudetto enam kali berturut-turut.
Efek Bonucci pun bukan main. Laga kandang perdana Milan di Liga Europa, meskipun babak kualifikasi dan Bonucci tidak main, langsung dipadati 65 ribu penonton. Salah satu rekor tersendiri bagi Milan dan kompetisi Liga Europa. Bahkan, Bonucci langsung mengkritik suasana ruang ganti Milan yang kurang profesional. Pemilik 70 caps bersama Italia ini menginginkan ruang ganti yang lebih tenang agar konsentrasi bisa terjaga.
Ya, di dalam skuat Milan saat ini, Bonucci-lah yang punya segudang pengalaman. Bonucci pula yang punya jam terbang tinggi di kompetisi Eropa. Maka tak heran, Vecenzo Montella langsung mendapuk Bonucci menjadi kapten baru Milan. Tiga kemenangan awal di Liga Europa akan semakin mempertebal semangat Bonucci dkk. dalam membidik Scudetto, atau setidaknya lolos Liga Champions.
Kepindahan Bonucci yang cuma bermahar 40 juta euro ini menimbulkan tanda tanya. Bikin terkejut, tentu saja. Ya, apalagi tahun kemarin Juve menolak mahar 60 juta euro dari Chelsea. Kok, ini tiba-tiba Juve merelakan defender terbaiknya menyeberang ke rival abadi, AC Milan. Apa mereka enggak takut titel juara bisa berpindah tangan ke Milan.
Usut punya usut, hubungan di ruang ganti antara Bonucci dan Massimiliano Alegri kadung retak sejak  Februari silam. Namun, kok tidak dijual saja ke luar Italia? Petinggi Juventus Andrea Agnelli bilang, transfer Bonucci ke klub Italia ini akan meratakan kekuatan klub-klub Italia sehingga persaingan di level domestik semakin ketat. Penjualan tiket dan pernak-pernik klub akan menggeliat. "Ini bagus untuk kompetisi Italia," kata Agnelli Juli silam.
Memang benar alasan Agnelli. Pada waktu itu, klub Italia yang bisa membeli Bonucci cuma AC Milan dan Bonucci tidak mau pergi ke luar Italia lantaran alasan keluarga. Jika ceritanya Bonucci mau hijrah ke Premier League misalnya, mungkin ceritanya akan lain. Pasti, Agnelli lebih memilih menjual Bonucci ke luar negeri.
Nah, apakah kepergian Bonucci ini akan memperlemah Si Nyonya Tua? Tidak. Juventus tetap menjadi favorit juara musim ini, kendati AC Milan jorjoran memperkuat tim. Juventus punya pengalaman ditinggal punggawa dan bisa juara. Juventus pernah ditinggal Andrea Pirlo, Carlos Teves, Alvaro Morata, Alturo Vidal, dan Paul Pogba. Tetap saja, Juve tak bisa dibendung. Demikian juga musim ini. Meski, Bonucci dan Daniel Alves sudah tak lagi di Juve, saya yakin Juventus masih menjadi tim yang menyeramkan.
Kita tinggalkan Juve dan AC Milan. Inter Milan, meski tak banyak beli pemain, menunjukkan tren positif selama uji coba pramusim. Di bawah allenatore baru Luciano Spalletti , Inter berhasil menggasak Tottenham (6-1), Bayern Munich (4-1), Paris Saint-Germain (3-1), Chelsea (2-1), Villarreal (3-1), Lyon (1-0), dan Bayern (2-0). Ya, keputusan Bos Besar Inter dalam memilih Spalletti memang tepat. Spalletti tak butuh waktu lama untuk mendongkrak permainan Inter. Spalletti juga tak butuh banyak pemain bintang untuk bisa finis di empat besar. Tak heran Petinggi Inter bilang, Spalletti-lah rekrutan terbaik tahun ini.
Masih ada Napoli dan AS Roma. Penguasa tiga besar musim kemarin takkan rela menyerah begitu saja. Tak ada perubahan berarti dalam tim Napoli. Di tahun ketiga, Maurizio Sarri akan memaksimalkan sepenuhnya potensi trio Arkadiusz Milik, Dries Martens, dan Lorenzo Insigne. Trio ini akan ditopang sang kapten, Marek Hamsik. Ya, Napoli akan semakin kompak dan akan menjadi ancaman besar bagi Juventus dan duo Milan.