Bagaimana cara mengenali diri sendiri? Bisa dengan tes psikologi atau teman-teman dapat membuat seperti dibawah ini. Kotak-kotak tersebut bisa teman-teman isi sendiri dan juga minta kepada orang terdekat untuk mengisi SWOT tentang diri kita.
3. Regulasi Emosi
Materi terakhir yang akan kita bahas adalah pentingnya regulasi emosi dalam menjaga kesehatan mental pada mahasiswa. Regulasi emosi ini akan membantu teman-teman untuk mengekspresikan emosi dengan tepat, mempengaruhi hubungan teman-teman dengan sosial.
Emosi adalah bagian normal dari kehidupan kita sehari-hari. Semua orang mengalaminya. Namun, bagi sebagian orang merasakan emosi ini bisa terasa luar biasa, seperti roller coaster yang tidak terkendali.Â
Umum untuk satu atau lebih emosi kuat terjadi saat seseorang mengalami cedera diri, seperti: kesedihan, insecure, perasaan kewalahan, dll. Regulasi emosi meliputi kemampuan yang berhubungan dengan bagaimana individu membuat suatu penetapan langkah yang akan digunakan untuk menghadapi segala bentuk emosi dan pikirannya, sehingga dapat lebih jelas memantau emosi yang sedang dihadapi.
Penilaian individu ini meliputi penilaian baik positif maupun negatif atas segala peristiwa yang dihadapi sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya dan bagaimana menggunakan pengetahuannya tersebut untuk menghasilkan apa yang menjadi harapannya.
Marah itu hal wajar, namun bukan berarti marah itu harus diluapkan dengan agresi secara fisik atau malah tidak kita ungkapkan.
Kenali emosi kita terlebih dahulu, lalu belajarlah untuk dapat mengungkapkan hal yang kita rasakan dan diinginkan kepada orang lain dengan cara tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak lain.Â
Disini, seseorang dituntut untuk jujur terhadap diri sendiri, jujur pula dalam mengekspresikan perasaan, pendapat dan kebutuhan secara proposional.
Menjaga kesehatan mental itu butuh usaha. Usaha itu dapat dimulai dari maajemen diri kita sendiri. Gangguan pada kesehatan mental yang terjadi merupakan akumulasi dari hal-hal yang terjadi dalam kehidupannya selama ini, sehingga butuh waktu untuk mengetahui apa yang terjadi pada orang tersebut.Â
Tidak masalah untuk bercerita ke teman yang dipercaya untuk bisa meredakan emosi kita. Tidak masalah untuk melakukan hal positif yang kita senangi untuk memperbaiki kondisi psikologis kita. Dan tak usah malu mendatangi profesional (ex: psikolog dan psikiater) jika memang membutuhkan bantuan.
Source and all credit for : Nurul Hafizah, S.Psi
Materi mengelola kesehatan mental di dunia perkuliahan ini diberikan pada saat seminar online FIM Jambi pada tanggal 26 Januari 2020.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H