Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Dilema Rindu yang Terpendam

1 Juli 2024   01:00 Diperbarui: 1 Juli 2024   01:02 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puisi: Dilema Rindu yang Terpendam

Di persimpangan rasa yang pilu,
Rindu membara, namun langkah terpaku.
Ingin menyapa, tapi hati bimbang,
Takut luka lama kembali terbelah.

Kangen menusuk, bagai duri tertanam,
Membayang senyumnya, yang kini tak tergapai.
Ingin bercerita, tentang suka dan duka,
Namun ego berkata, "Sudahlah, lepaskan dia."

Bukan karena takut mengusik ketenangan,
Tapi harga diri lebih ingin dijaga.
Luka lama masih membekas di hati,
Tak ingin terjerumus dalam nestapa yang sama.

Ikhlas ini bagai pisau bermata dua,
Menyakitkan, namun membebaskan jiwa.
Ribuan luka telah terlewati,
Mengajari diri untuk lebih tegar dan mandiri.

Biarkan rindu ini berlalu perlahan,
Diiringi doa dan harapan tulus terpancar.
Semoga dia bahagia di jalannya,
Dan aku pun menemukan cinta yang sejati.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun