Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kisah Gentong Air

15 Juni 2024   11:23 Diperbarui: 15 Juni 2024   11:36 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kisah Gentong Air

Di depan rumah, gentong air berdiri
Saksi bisu zaman yang terus berganti
Di dalamnya tersimpan sejuta kenangan
Menyejukkan dahaga para pejalan.

Dalam budaya Jawa, pepatah terucap
"Urip iku mung mampir ngombe,"
Hidup ini hanya mampir minum saja
Sejenak berhenti, sejenak bernafas lega.

Gentong tua kini hampir punah
Tak lagi sering disinggahi tangan-tangan lelah
Namun ia tetap berdiri, penuh makna
Mengajarkan kita arti waktu yang fana.

Hidup ini sekejap, seperti tetesan air
Tak ada yang abadi, tak ada yang berakhir
Gentong air, walau mulai terlupakan
Tetap menjadi simbol kehidupan.

Kenanglah gentong di depan rumah
Dalam setiap tetes, ada hikmah tersimpan
Bahwa hidup hanya sekejap, namun berharga
Seperti air yang menyejukkan jiwa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun