Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Roh Siang

10 Juni 2024   09:09 Diperbarui: 10 Juni 2024   09:22 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Roh Siang

Mentari garang perkasa, melecut bumi dengan teriknya sinar,
Tak ada ruang untuk berdiam, jiwa terbakar membara oleh hasrat yang besar.

Jangan menanti momen sempurna,
Engkau taklah tak siap,
Tak juga sial,
Bukan pula tanpa harapan,
Mulailah beraksi, melangkah pasti,
Menebar semangat, membakar asa di teriknya siang.

Di bawah langit terang,
Di tengah panas yang membara,
Kau adalah roh siang yang gigih,
Menggapai mimpi di puncak tertinggi.
Aksi adalah kunci,
Mewujudkan impian, tanpa henti.

Dengarlah bisikan sang angin, jangan kau menunggu saat yang sempurna,
Kesempurnaan itu fatamorgana, tercipta dari angan yang pasif dan keluh kesah yang merana.

Kau bukannya tak siap, kau hanya belum melangkah,
Buang jauh pikiran ragu, keraguan itu benalu yang menghambat jalan yang terang.

Peruntungan bukanlah bintang yang jatuh dari langit,
Tapi usaha yang kau genggam erat, peluru yang kau h cock untuk masa depan yang lebih tinggi pangkat.

Hilangkan rasa putus asa yang meracuni jiwa,
Harapan itu bara yang membakar semangat, jangan biarkan ia padam tanpa arti apa-apa.

Saatnya bertindak! Biarkan mentari siang menjadi pelecut semangat,
langkahkan kakimu menuju cita-cita, jangan kau hiraukan bisikan yang membuatmu gamang dan tak menentu arah.

Nikmati teriknya siang, biarkan ia menjadi kawan seperjuangan,
Bersama mentari yang membara, bakarlah asa dan kobarkan semangatmu yang kian mengebu-gebuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun