Lemari pendingin hati, bukan sekedar alat,
Menjaga rasa, bukan hanya suhu ruang.
Simbol kompleks, menyimpan cerita yang terurai,
Di balik dinginnya, terkunci kenangan yang tak terluang.
Saat hati membeku, dibalut dingin masa lalu,
Luka dan bahagia tersimpan dalam ruang yang sama.
Amarah mereda, cinta terjaga dalam suhu yang kelam,
Menanti secercah sinar mentari mencairkan trauma.
Di dalam refrigerator hati, rasa bercampur aduk,
Kebahagiaan memudar, kesedihan mulai mengusik.
Setiap detik dinginnya bagai penantian yang tak terjawab,
Mengharap esok datang mencairkan duka yang menyiksa.
Mungkinkah datangnya mentari yang menghangatkan asa?
Mencairkan luka lama, dan membuka pintu cinta?
Hanya waktu yang bisa menjawabnya,
Di dalam refrigerator hati, penuh harap dan tanya.
Akankah hati kembali berdegup hangat,
Ataukah selamanya terbungkus dingin dan pilu?
Hanya pemilik hati yang tau jawabannya,
Di dalam refrigerator hati, penuh misteri dan keluh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H