Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Refrigrator Hati

5 Juni 2024   09:09 Diperbarui: 5 Juni 2024   09:25 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Refrigerator Hati

Lemari pendingin hati, bukan sekedar alat,
Menjaga rasa, bukan hanya suhu ruang.
Simbol kompleks, menyimpan cerita yang terurai,
Di balik dinginnya, terkunci kenangan yang tak terluang.

Saat hati membeku, dibalut dingin masa lalu,
Luka dan bahagia tersimpan dalam ruang yang sama.
Amarah mereda, cinta terjaga dalam suhu yang kelam,
Menanti secercah sinar mentari mencairkan trauma.

Di dalam refrigerator hati, rasa bercampur aduk,
Kebahagiaan memudar, kesedihan mulai mengusik.
Setiap detik dinginnya bagai penantian yang tak terjawab,
Mengharap esok datang mencairkan duka yang menyiksa.

Mungkinkah datangnya mentari yang menghangatkan asa?
Mencairkan luka lama, dan membuka pintu cinta?
Hanya waktu yang bisa menjawabnya,
Di dalam refrigerator hati, penuh harap dan tanya.

Akankah hati kembali berdegup hangat,
Ataukah selamanya terbungkus dingin dan pilu?
Hanya pemilik hati yang tau jawabannya,
Di dalam refrigerator hati, penuh misteri dan keluh.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun