Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Konser Kemiskinan dan Kelaparan?

20 Mei 2024   21:57 Diperbarui: 20 Mei 2024   22:51 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi: Konser Kemiskinan dan Kelaparan

Di bawah langit yang kelam dan penuh nestapa,
Terdengar konser kemiskinan dan kelaparan.
Nada-nada pilu menggema di setiap sudut kota,
Mengisahkan duka yang tak pernah berkesudahan.

Seruan tangis anak-anak yang kelaparan,
Menggetarkan hati yang seringkali terabaikan.
Melodi penderitaan, mengiringi setiap langkah,
Mengajarkan tentang luka yang tak terperi.

Di jalan-jalan yang penuh debu dan harapan yang pudar,
Orang-orang mencari sesuap nasi, secercah harapan.
Konser ini bukanlah hiburan,
Melainkan jeritan jiwa yang terpinggirkan.

Kemiskinan menari di antara bayang-bayang,
Menyelimuti kehidupan dengan jubah kegelapan.
Kelaparan mengukir wajah-wajah sayu,
Mengisi perut dengan angan yang tak pernah kenyang.

Di panggung kehidupan yang penuh ironi,
Terpampang nyata ketidakadilan yang kejam.
Di satu sisi, limpahan kemewahan tiada tara,
Di sisi lain, perjuangan untuk hidup yang memprihatinkan.

Konser ini mengajak kita merenung,
Membuka mata hati pada realitas yang ada.
Menggugah jiwa untuk peduli dan berbagi,
Menyalakan lilin harapan di tengah kegelapan.

Di tengah kemiskinan dan kelaparan yang mendera,
Masih ada secercah cahaya yang bisa kita nyalakan.
Dengan kasih dan kepedulian yang tulus,
Kita bisa merubah nada-nada pilu menjadi simfoni kebahagiaan.

Mari kita hentikan konser duka ini,
Dengan tangan yang saling menggenggam erat.
Bersama kita ciptakan harmoni baru,
Dimana setiap jiwa bisa hidup dengan layak dan bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun