3. Judul: Jejak Terik Sejarah Diri
Puisi untuk Sebuah Buku Siang
Secarik tinta air mata,
Ku curahkan dalam setiap goresan pena.
Tuk bilas luapan rasa dalam dada,
Kerinduan yang tak kenal jeda.
Lebih baik ditampar membuatnya sadar,
Daripada dielus membuatnya lalai.
Ada secerca lubang cahaya mentari,
Derasnya keringat bersama kucuran darah.
4. Judul: Catatan Senja dan Batas Cakrawala Sejarah Diri
Secarik Tinta Air Mata
Secarik tinta air mata,
Ku curahkan kedalam pena.
Tuk bilas luapan rasa dalam dada,
Sekali lagi, tentang kerinduan tanpa jeda.
Lebih baik ditampar membuatnya sadar,
Dari pada dibelai membuatnya lalai.
Ada secerca lubang cahaya mentari,
Sebelum tenggelam derasnya keringat.
Dengan kucuran darah pergulatan roda waktu,
Yang tak usai di telan usia yang menghimpit.
Bertahan bernafas pada hembusan doa,
Bangkit sebelum mentari tenggelam.
Di telan malam nan sepi,
Refleksi diri dan evaluasi diri.
Agar esok lebih baik,
Menjelang cakrawala baru yang mengemuka.
Pergulatan roda waktu yang tak pernah usai,
Ditelan usia yang terus menghimpit.
Namun, kita tetap bertahan,
Bernafas pada hembusan doa dan harapan.
Sebuah perjalanan tanpa jeda,
Menuju titik terang dalam kegelapan.