Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Moderasi: Mengurai Benang Kusut Intoleransi

10 Mei 2024   13:13 Diperbarui: 10 Mei 2024   14:26 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengurai Benang Kusut Intoleransi: Puisi Moderasi

Di bumi pertiwi yang elok nan permai,
Beragam budaya terjalin erat, bagai benang sutra nan ramai.
Namun, benang kusut intoleransi mulai menggerogoti,
Menebar benih perpecahan, mengusik harmoni.

Suara sumbang terdengar, memecah keheningan,
Menebar kebencian, menyingkirkan persaudaraan.
Agama diperalat, demi kepentingan politik semata,
Memecah belah bangsa, mencipta luka mendalam nan tak terkira.

Oh, moderasi, datanglah menyapa,
Membawa angin segar, meredakan gejolak yang kian meraja.
Ajaklah semua, bergandengan tangan,
Merajut kembali persatuan, dalam bingkai toleransi nan menawan.

Dialog dan edukasi, menjadi kunci utama,
Menjembatani perbedaan, merajut kembali rasa cinta.
Pahamilah, bahwa perbedaan adalah rahmat,
Kekayaan bangsa, yang patut disyukuri dan dihormati.

Marilah kita bersatu, dalam moderasi yang sejati,
Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, tanpa henti.
Saling menghargai, saling menghormati,
Menjaga persatuan, demi Indonesia yang damai dan tercinta.

Ingatlah, Indonesia adalah rumah kita bersama,
Tempat bernaung bagi semua, tanpa terkecuali.
Marilah kita rajut kembali persatuan,
Dalam moderasi yang indah, demi masa depan yang gemilang.

Moderasi, bukan berarti meniadakan perbedaan,
Tapi merajut perbedaan, dalam bingkai persaudaraan yang kokoh.
Bersama-sama, kita ciptakan Indonesia yang damai,
Tanah air tercinta, yang penuh toleransi dan kasih sayang yang tak terperi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun