Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Memahami Tunagrahita

15 April 2024   06:30 Diperbarui: 15 April 2024   06:34 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di balik senyum yang terpancar,
Tersembunyi jiwa yang berbeda.
Tunagrahita, sebutan yang terukir,
Membawa makna yang tak mudah dipahami.

Lemah daya tangkap, bukan berarti tak berdaya,
Cacat pikiran, bukan berarti tak bermakna.
Mereka adalah insan istimewa,
Memiliki hati yang murni dan jiwa yang bercahaya.

Janganlah memandang dengan sebelah mata,
Berikan kasih sayang dan pelukan hangat.
Mereka membutuhkan sentuhan dan pengertian,
Untuk tumbuh dan berkembang dalam kasih sayang.

Belajarlah memahami bahasa mereka,
Bukan hanya kata, tapi juga gerak dan isyarat.
Bersabarlah dalam membimbing mereka,
Setiap langkah kecil, merupakan pencapaian yang berarti.

Tunagrahita adalah bagian dari kehidupan,
Mengajarkan kita tentang cinta dan kesabaran.
Mari bergandengan tangan, ciptakan dunia yang inklusif,
Di mana setiap insan dapat berkembang dan berbahagia tanpa diskriminasi.

Dalam dunia yang luas, terdapat kata-kata,
Tu.na.gra.hi.ta, cacat pikiran yang menyesatkan.
Lemah daya tangkap, mengaburkan pandangan,
Idiot, sebuah label yang menggelitik hati.

Namun di balik istilah yang menyakitkan,
Tersembunyi filosofi yang dalam.
Keterbelakangan mental, bukanlah akhir dari segalanya,
Namun sebuah panggilan untuk memahami lebih dalam.

Dalam kelemahan, terdapat pelajaran,
Dalam ketidakmampuan, terdapat kemungkinan.
Tu.na.gra.hi.ta, sebuah panggilan untuk belajar,
Menggali makna di balik kata-kata yang menghina.

Kita semua, dalam satu atau lain cara,
Mungkin pernah merasa terjatuh, terhimpit.
Namun kelemahan bukanlah akhir dari perjalanan,
Melainkan langkah pertama menuju kebijaksanaan.

Jadi sambutlah Tu.na.gra.hi.ta, sebagai gurumu,
Mengajarkanmu untuk tidak meremehkan siapa pun.
Dalam setiap orang, terdapat kebijaksanaan yang terpendam,
Tunggu untuk diungkapkan, dalam keajaiban yang tak terduga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun