Penyaring Jiwa
Penyaring jiwa, teman atau musuh,
Dua sisi yang berlawanan, namun sama berharga.
Teman baik memperingatkan, mengawal kebenaran,
Musuh bebuyutan mengekspos, membuka mata.
Dalam cahaya persahabatan, kebenaran terpampang,
Dalam bayang-bayang pertentangan, kesalahan terungkap.
Jika kamu ingin tetap dalam kebenaran,
Sediakanlah penyaring jiwa, untuk mengawal langkah.
Teman dan musuh, dua sisi koin yang berputar,
Memastikan integritasmu tetap tegak berdiri.
Dalam perjalanan hidup, dalam setiap langkah,
Penyaring jiwa menjadi panduan, menuju kebenaran yang suci.
Memilah Diri: Penyaring Jiwa
Jika kamu ingin tetap dalam kebenaran,
Kamu harus memiliki teman baik atau musuh bebuyutan.
Yang satu akan memperingatkanmu,
Yang lainnya akan mengekspos kesalahanmu.
Memilih teman bagaikan memilah diri,
Mencari cermin yang memantulkan jiwa.
Teman sejati bagaikan berlian,
Langka dan berharga, tak tergantikan.
Musuh bebuyutan bagaikan api,
Membakar ego dan kesombongan.
Dia tak segan menunjukkan kekuranganmu,
Membuka matamu untuk melihat kebenaran.
Kedua jenis manusia ini penting,
Masing-masing membawa pelajaran.
Teman membantumu naik ke atas,
Musuh membantumu tetap di jalan yang lurus.
Berhati-hatilah dalam memilih teman,
Pastikan mereka membawa kebaikan.
Dan hadapilah musuhmu dengan berani,
Belajarlah dari kritikan mereka.
Dengan memilah diri dengan cermat,
Jiwa akan menjadi lebih murni.
Kebenaran akan menjadi terang yang menuntun,
Dan hidupmu akan penuh makna dan berkah.
Memilih teman dan menghadapi musuh,
Bagai dua sisi mata uang yang sama.
Kedua-duanya membantu kita untuk berkembang,
Menjadi manusia yang lebih baik dan bercahaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H