Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Penyeberangan Takdir

10 April 2024   14:41 Diperbarui: 10 April 2024   14:42 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Penyeberangan Takdir

Di persimpangan jalan takdir ini,
Aku berdiri termenung,
Menatap dua arah yang berbeda,
Menentukan langkah yang akan kutempuh.

Di satu sisi, jalan yang lurus dan mulus,
Menjanjikan kepastian dan ketenangan.
Di sisi lain, jalan yang terjal dan berliku,
Menawarkan petualangan dan kejutan.

Aku bimbang, aku ragu,
Manakah jalan yang terbaik untukku?
Jalan yang aman dan terjamin,
Ataukah jalan yang penuh rintangan dan ketidakpastian?

Aku tarik napas dalam-dalam,
Menutup mata dan merasakan hatiku.
Di dalam sana, aku mendengar bisikan suara,
Suara yang menuntunku ke arah yang benar.

Aku membuka mata dan melangkah maju,
Memilih jalan yang takdirku tunjukkan.
Mungkin jalan ini tak mudah,
Tapi aku yakin, ini adalah jalan terbaik untukku.

Di penyeberangan takdir ini,
Aku belajar untuk berani,
Berani memilih jalan hidupku sendiri,
Berani menghadapi rintangan dan ketidakpastian.

Aku tahu, perjalanan ini tak selalu indah,
Akan ada air mata dan rasa sakit,
Tapi aku yakin, di ujung jalan nanti,
Kebahagiaan dan kesuksesan menantiku.

Penyeberangan takdir ini,
Adalah sebuah pembelajaran,
Belajar untuk berani memilih,
Belajar untuk bertanggung jawab atas hidupku.

Aku takkan pernah menyesal,
Atas jalan yang kupilih ini,
Karena ini adalah jalanku,
Jalan yang takdirku tunjukkan.

Di tepi pantai, kujumpai perahu kehidupan,
Yang siap menyeberang ke arah yang tak terduga.
Ombak menggoyang, angin bertiup pelan,
Meniupkan rahasia takdir yang tersembunyi.

Pergi atau tinggal, pilihan di tangan Tuhan,
Penyeberangan takdir menuju garis tak terlihat.
Dalam kegelapan malam, bintang-bintang menjadi petunjuk,
Menuntun langkah-langkah yang ragu.

Takdir mengalir seperti sungai yang mengalir,
Melalui lembah kebahagiaan dan kesedihan.
Kita hanya penumpang, dalam perahu kehidupan,
Menuju tujuan yang mungkin tersembunyi.

Namun, kita tak sendiri dalam perjalanan ini,
Allah selalu bersama, sebagai pemandu dan pelindung.
Penyeberangan takdir adalah bagian dari perjalanan kita,
Menuju cahaya abadi di ujung perjalanan yang panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun