Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pantaskah: Tirakat Bukan Mengeluh

6 April 2024   05:09 Diperbarui: 6 April 2024   06:07 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di kala nafsu meronta-ronta,
Hati diliputi keraguan semata.
Berjalan di jalan sunyi, penuh rintangan,
Tirakat bukan tentang mengeluh, tapi ketabahan.

Melepaskan diri dari jeratan duniawi,
Menempa jiwa dengan tekad yang tak tergoyahkan.
Mencari ketenangan di tengah keheningan malam,
Memohon petunjuk pada Sang Maha Pencipta.

Bukan tentang menyiksa raga dan jiwa,
Tapi tentang mengendalikan hawa nafsu yang berkuasa.
Menundukkan ego dan rasa angkuh yang membara,
Menemukan kedamaian di dalam hati yang merana.

Tirakat dalam Era Digitalisasi

Di era digitalisasi ini,
Beban hidup semakin menjepit dan berat.
Perkembangan teknologi menghantarkan tantangan,
Namun tirakat bukan tentang mengeluh, tapi ketabahan.

Nafsu meronta-ronta dalam lautan informasi,
Keraguan meliputi hati yang terombang-ambing.
Namun di tengah segala rintangan yang menghampiri,
Tirakat mengajarkan ketenangan dan keteguhan hati.

Melepaskan diri dari jerat dunia maya yang menggoda,
Menyadari bahwa kebaikan tak selalu mudah.
Mencari kedamaian di tengah hiruk pikuk teknologi,
Mengarahkan langkah pada jalan kebenaran yang hakiki.

Bukanlah tentang menyiksa raga dan jiwa,
Tapi mengendalikan hawa nafsu yang menggoda.
Menundukkan ego dan ambisi yang membutakan,
Mencari kebahagiaan sejati di dalam kesederhanaan.

Pantaskah kita mengeluh dalam tirakat?
Saat masih banyak yang membutuhkan pertolongan.
Bersyukurlah atas nikmat yang kita terima,
Dan teruslah melangkah dengan tekad yang teguh.

Tirakat bukanlah tentang kesedihan dan keterbatasan,
Tapi tentang kekuatan batin dan kesucian hati.
Saat kita berserah pada Sang Pencipta,
Kedamaian akan mengalir dalam jiwa yang bersih dan tulus.

Pantaskah kita mengeluh dalam tirakat?
Saat banyak orang di luar sana masih kekurangan.
Bersyukurlah atas nikmat yang kau dapatkan,
Dan teruslah melangkah dengan penuh keyakinan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun