Di kala nafsu meronta-ronta,
Hati diliputi keraguan semata.
Berjalan di jalan sunyi, penuh rintangan,
Tirakat bukan tentang mengeluh, tapi ketabahan.
Melepaskan diri dari jeratan duniawi,
Menempa jiwa dengan tekad yang tak tergoyahkan.
Mencari ketenangan di tengah keheningan malam,
Memohon petunjuk pada Sang Maha Pencipta.
Bukan tentang menyiksa raga dan jiwa,
Tapi tentang mengendalikan hawa nafsu yang berkuasa.
Menundukkan ego dan rasa angkuh yang membara,
Menemukan kedamaian di dalam hati yang merana.
Tirakat dalam Era Digitalisasi
Di era digitalisasi ini,
Beban hidup semakin menjepit dan berat.
Perkembangan teknologi menghantarkan tantangan,
Namun tirakat bukan tentang mengeluh, tapi ketabahan.
Nafsu meronta-ronta dalam lautan informasi,
Keraguan meliputi hati yang terombang-ambing.
Namun di tengah segala rintangan yang menghampiri,
Tirakat mengajarkan ketenangan dan keteguhan hati.
Melepaskan diri dari jerat dunia maya yang menggoda,
Menyadari bahwa kebaikan tak selalu mudah.
Mencari kedamaian di tengah hiruk pikuk teknologi,
Mengarahkan langkah pada jalan kebenaran yang hakiki.
Bukanlah tentang menyiksa raga dan jiwa,
Tapi mengendalikan hawa nafsu yang menggoda.
Menundukkan ego dan ambisi yang membutakan,
Mencari kebahagiaan sejati di dalam kesederhanaan.
Pantaskah kita mengeluh dalam tirakat?
Saat masih banyak yang membutuhkan pertolongan.
Bersyukurlah atas nikmat yang kita terima,
Dan teruslah melangkah dengan tekad yang teguh.
Tirakat bukanlah tentang kesedihan dan keterbatasan,
Tapi tentang kekuatan batin dan kesucian hati.
Saat kita berserah pada Sang Pencipta,
Kedamaian akan mengalir dalam jiwa yang bersih dan tulus.
Pantaskah kita mengeluh dalam tirakat?
Saat banyak orang di luar sana masih kekurangan.
Bersyukurlah atas nikmat yang kau dapatkan,
Dan teruslah melangkah dengan penuh keyakinan.