Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Saat Kebaikanku Mulai Berbuah

6 April 2024   01:05 Diperbarui: 6 April 2024   01:37 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat Kebaikanku Mulai Berbuah

Saat kebaikanku mulai berbuah,
Rasa syukur menyelimuti jiwa.
Tangan-tangan kecil menyapa dengan senyuman,
Menebar benih cinta di taman kehidupan.

Apa yang harus ku kembangkan selanjutnya?
Bukan lagi tentang balasan dan pujian semata.
Tetapi tentang menebar benih kebaikan tanpa pamrih,
Menumbuhkan kasih sayang di hati yang bersih.

Seperti tunas yang menjulang tinggi,
Kebaikan akan terus berkembang.
Menebar manfaat bagi sesama insan,
Menciptakan dunia yang penuh kedamaian.


Di ladang hati yang subur, ku tanam bibit kebaikan,
Dengan harapan akan tumbuh menjadi pohon berbuah.
Ku sirami dengan air keikhlasan, ku pupuk dengan kasih sayang,
Dan kusisihkan waktu untuk merawat setiap tunasnya.

Kadang, dalam kesepiannya, bibit itu tampak rapuh,
Terkena badai kesulitan dan angin keras cobaan.
Namun, aku tetap setia, tak pernah berhenti merawatnya,
Karena aku percaya, suatu hari nanti ia akan berbuah.

Saat-saat gelap datang, meragukan hasil usahaku,
Namun, aku tetap bertahan, memelihara harapan.
Kebaikanku bukanlah tentang pujian atau penghargaan,
Melainkan tentang memberikan yang terbaik, tanpa pamrih.

Dan akhirnya, hari itu tiba, saat buah kebaikan mulai terlihat,
Mereka muncul sebagai tanda dari usahaku yang gigih.
Senyum bahagia dan terima kasih yang tulus,
Menjadi bukti bahwa kebaikanku tidak sia-sia.

Ketika matahari menyinari ladang hatiku,
Ku bersyukur atas setiap buah yang tumbuh.
Mereka adalah hadiah terindah, memenuhi hatiku dengan sukacita,
Dan mengingatkan bahwa kebaikan selalu bernilai.

Saat kebaikanku mulai berbuah,
Aku merasa bahagia dan terpenuhi.
Sebab aku tahu, setiap tindakan kebaikan,
Akan selalu menghasilkan kebaikan yang lebih besar lagi.
Kembangkan rasa empati dan kepedulian,
Ulurkan tangan untuk membantu mereka yang membutuhkan.
Berbagi ilmu dan pengetahuan tanpa keraguan,
Menjadi pelita dalam kegelapan.

Kebaikan adalah benih yang abadi,
Yang akan terus tumbuh dan berbuah.
Wariskan semangat ini kepada generasi penerus,
Agar dunia ini dipenuhi cinta dan kasih yang utuh.

Saat kebaikanku mulai berbuah,
Itulah saatnya untuk terus melangkah.
Menebar benih kebaikan di setiap sudut dunia,
Menciptakan taman kebahagiaan yang tak terhingga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun