Zona Waktu
Seandainya aku bisa melipat jarak,
Menembus batas ruang dan waktu.
Aku ingin melompat ke zonamu,
Menyapa dirimu di pagi yang cerah.
Di sini, malam telah menyapa bumi,
Bintang-bintang menghiasi langit yang kelam.
Namun, di zonamu, mentari pagi bersinar,
Menyinari dunia dengan hangatnya.
Aku ingin merasakan hangatnya mentari pagi di zonamu,
Menikmati keindahan alam bersamamu.
Berjalan bergandengan tangan di bawah sinar mentari,
Menciptakan kenangan indah yang tak terlupakan.
Namun, jarak memisahkan kita,
Zona waktu menjadi penghalang.
Hanya doa yang bisa aku kirimkan,
Semoga kau selalu bahagia di sana.
Sampai suatu saat nanti,
Ketika aku bisa melipat jarak,
Aku akan datang ke zonamu,
Dan memelukmu dengan erat.
Sampai saat itu tiba,
Jagalah dirimu baik-baik,
Dan selalu ingatlah,
Bahwa aku selalu di sini,
Menyayangimu dengan sepenuh hati.
Zona Waktu: Seandainya Aku Bisa Melipat Jarak
Seandainya aku bisa melipat jarak,
Menyusutkan ruang di antara kita.
Zona waktu tak lagi memisahkan,
Kita bisa bertemu tanpa batas.
Di dunia di mana waktu tak menghalangi,
Kita bisa berbagi cerita dan tawa.
Melintasi lautan dan gunung yang tinggi,
Tanpa hambatan, tanpa batasan.
Namun nyata, waktu memisahkan,
Menjadikan kita terpisah oleh jarak yang tak terjangkau.
Zona waktu mengikat kita pada keterbatasan,
Menjadikan pertemuan hanya mimpi di siang bolong.
Meski demikian, dalam benak kita,
Ada harapan yang tak pernah padam.
Bahwa suatu hari, zona waktu tak lagi berarti,
Kita bisa bersama, melintasi segala batas.
Seandainya aku bisa melipat jarak,
Maka aku akan berada di sisimu.
Menyaksikan senja dan fajar bersamamu,
Di dunia di mana waktu dan ruang tidak lagi memisahkan kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H