Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bilah Purnama

30 Maret 2024   06:49 Diperbarui: 30 Maret 2024   06:53 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di antara gemerlap malam yang gelap,
Sebilah mata bulat terang bersinar,
Menatap dengan penuh pesona,
Membuncahkan keindahan dari dalam.
Bilah Purnama

Sebilah mata bulat terang
Di kejauhan, tunjam menatap koi
Membuncahkan persemaian sisik
Terapung, lepas dari kulit asalnya

Dan Aku berkelakar dalam jemu
Jadilah sepasang mata beda warna
Mereka bilang kamu purnama
Khusyuk di awal bulan,
terjaga di antaranya

Gerimis menjentik ombak dalam genang
Angin senandungkan lunglai siulnya
Lihatlah! Kamu cantik dari sini
Duhai bilah purnama satunya

Purnama, kau bagai mata yang terjaga,
Mengawasi dunia dari kejauhan.
Cahayamu menerangi malam yang kelam,
Memberikan harapan di tengah kegelapan.

Koi yang melepaskan sisiknya,
Seperti aku yang melepaskan diri dari masa laluku.
Aku bertransformasi menjadi diri yang baru,
Siap untuk menghadapi masa depan.

Dua mata yang berbeda warna,
Melambangkan dua sisi diriku.
Sisi yang satu penuh dengan keceriaan,
Sisi yang lain penuh dengan kesedihan.

Gerimis yang turun membasahi bumi,
Seperti air mata yang membasahi pipiku.
Angin yang berbisik di telingaku,
Seperti suara hati yang berbicara padaku.

Purnama, kau adalah saksi bisu perjalananku.
Kau melihatku dari awal hingga akhir.
Kau tahu semua tentang diriku,
Baik yang baik maupun yang buruk.

Duhai bilah purnama,
Terima kasih atas kehadiranmu.
Kau telah memberiku kekuatan untuk menjalani hidup.
Kau telah memberiku harapan untuk masa depan.
Koi melompat-lompat di air,
Membawa harmoni dalam gerakannya yang lincah,
Sementara bulan berkelakar dalam kejenuhan,
Mengubah mata menjadi sepasang warna yang berbeda.

Mereka menyebutmu purnama,
Khusyuk di awal bulan, tetap setia di antaranya,
Seperti pelindung yang setia,
Menyaksikan segala yang terjadi di bumi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun