Pengkhianatan: Luka di Malam Perjamuan
Di bawah sinar rembulan yang redup,
Terukir kisah pengkhianatan yang kelam.
Seorang murid, Yudas Iskariot,
Menjual gurunya demi perak yang haram.
Di bawah langit gelap malam itu,
Di dalam hati yang gelap terpendam khianat,
Yudas, dengan hati yang kotor,
Menuju imam-imam kepala dengan tawaran,
Tiga puluh keping perak,
Harga pengkhianatan yang tak terkira.
Sebuah ciuman di pipi,
Tanda pengkhianatan yang tak terperi.
Yesus, sang guru yang penuh kasih,
Dihukum mati karena pengkhianatan.
Mahkota duri menusuk kepalanya,
Darah mengalir membasahi jubahnya.
Yudas, dihantui rasa bersalah,
Menyesali perbuatannya yang tercela.
Uang perak tak mampu menenangkan hatinya,
Hanya penyesalan yang menemaninya.
Kisah Yudas menjadi pengingat,
Bahwa pengkhianatan adalah luka yang teramat perih.
Ia mengkhianati cinta dan kasih,
Dan harus menanggung akibatnya sendiri.
Di bawah langit gelap malam itu,
Di dalam hati yang gelap terpendam khianat,
Yudas, dengan hati yang kotor,
Menuju imam-imam kepala dengan tawaran,
"Tiga puluh uang perak," kata mereka,
Untuk menjual Sang Guru kepada mereka,
Khianat dipertukarkan dengan kekayaan,
Dosa menukarkan kasih dengan keserakahan.
Namun, dalam setiap kepingan perak itu,
Terpatri derita dan penyesalan,
Sebuah harga yang mahal untuk dibayar,
Untuk sebuah tindakan pengkhianatan yang tercela.
Meskipun dosa Yudas tak terampuni,
Kisah ini menjadi pelajaran berharga.
Bahwa kesetiaan dan cinta tak ternilai harganya,
Dan pengkhianatan hanya membawa luka dan derita.Kini, sejarah mencatat dalam pilu,
Perjalanan Yudas yang tak bercahaya,
Di antara kegelapan, kebenaran berdiri teguh,
Sebuah pengkhianatan, tetapi kasih abadi tetap bersemi.