Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Cintaku: Mengapa Kau Tak Pernah Jujur

14 Maret 2024   07:07 Diperbarui: 14 Maret 2024   07:32 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa kau tak pernah jujur,
Dalam isi hatimu yang kian terbentur?
Aku terdiam, merenung dalam sunyi,
Mencari jawaban dari pertanyaan yang berderai di jiwa ini.

Cintaku, seperti sungai yang mengalir,
Namun keruh oleh kebingungan yang mengganggu.
Aku menunggu, dalam kerinduan yang membara,
Mencari kejujuran yang hilang di dalam senyummu.

Apakah itu ketakutan, ataukah kelemahan,
Yang membuatmu menyembunyikan kata-kata yang sebenarnya?
Aku terus mencari, di antara jalinan cerita yang tak lurus,
Titik terang dari rahasia yang kau sembunyikan di balik senyumanmu.

Cintaku, seperti bunga yang merekah,
Namun layu oleh kebohongan yang terus berkembang.
Aku memohon, pada bintang-bintang yang bersinar di malam gelap,
Bawalah kejujuran untuk membebaskan hati ini dari kebingungan.

Mungkin suatu saat, kau akan berani mengungkapkan,
Semua yang terpendam di dalam hatimu yang terhalang.
Hingga saat itu, aku akan tetap menunggu,
Dalam harapan bahwa cintaku akan menemukan jalan ke kejujuranmu.
Tatapan matamu penuh keraguan,
Senyummu menyembunyikan kebohongan.
Kata-katamu bagaikan pisau bermata dua,
Menebar luka di hati yang pilu.

Mengapa kau tak pernah jujur?
Mengapa kau terus berpura-pura?
Apakah kau tak mengerti rasa sakitku?
Saat kau terus bermain api di atas luka.

Aku ingin kau tahu,
Kejujuran adalah kunci utama.
Meski pahit, tapi membawa ketenangan.
Meski sakit, tapi membawa kejelasan.

Berhentilah berbohong,
Lepaskan topeng yang kau kenakan.
Tunjukkan dirimu yang sebenarnya,
Agar aku bisa mengerti dan menerima.

Aku tak ingin terjebak dalam ilusi,
Yang kau ciptakan dengan kepalsuan.
Aku ingin hubungan yang tulus dan murni,
Tanpa keraguan dan kebohongan.

Jika kau tak mampu jujur,
Lebih baik kau pergi dan tinggalkan aku.
Aku tak ingin hidup dalam kepura-puraan,
Yang menyiksa hati dan jiwa.

Berikan aku jawaban yang jelas,
Agar aku bisa melangkah dengan tegas.
Apakah kau ingin bersamaku dengan jujur?
Ataukah kau ingin pergi dan tinggalkan aku?

Aku tak ingin memaksamu,
Aku hanya ingin kau tahu perasaanku.
Kejujuran adalah satu-satunya hal yang aku inginkan,
Agar aku bisa hidup dengan ketenangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun