Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pelukan Asap yang Terkikis

12 Maret 2024   11:11 Diperbarui: 12 Maret 2024   11:19 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pelukan Asap yang Terkikis

Asap mengepul, kelam menyapa langit,
Menari-nari, memeluk erat mimpi yang terhalang.
Batuk-batuk menggema, sesak di dada meradang,
Korban asap, terluka tanpa suara yang terbilang.

Hutan terbakar, api melahap tanpa ampun,
Flora fauna menjerit, kehilangan tempat berlindung.
Emisi karbon meningkat, bumi kian memanas,
Masa depan terancam, di tangan manusia yang rakus.

Langit biru tersembunyi, digantikan kabut asap,
Matahari redup, sinarnya tak lagi terang benderang.
Keindahan alam terkikis, digantikan polusi yang menyesakkan,
Bukti nyata kerusakan, akibat ulah manusia yang tak bertanggung jawab.

Mari bangkit bersama, selamatkan bumi tercinta,
Hentikan kebiasaan buruk, demi masa depan yang cerah.
Peduli lingkungan, tanam pohon, jaga kelestarian alam,
Agar asap tak lagi menyapa, dan langit kembali biru menawan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun