Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Secangkir Es Teh Manis

11 Maret 2024   05:05 Diperbarui: 11 Maret 2024   05:57 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secangkir Esteh Manis

Di atas meja kayu sederhana,
Berdiri gelas bening penuh pesona.
Esteh manis berwarna cokelat,
Menawarkan kesegaran di tengah dahaga.

Aroma teh yang harum,
Bercampur dengan manisnya gula aren.
Setiap tegukan terasa begitu nikmat,
Menyejukkan jiwa dan raga yang lelah.

Esteh manis, minuman rakyat jelata,
Tak semewah kopi atau teh kekinian.
Namun, di balik kesederhanaannya,
Tersimpan rasa yang tak terlupakan.

Esteh manis adalah simbol kebersamaan,
Sering dinikmati bersama keluarga dan sahabat.
Cakap-cakap ringan dan tawa ceria,
Mengiringi setiap tegukan esteh manis yang menyegarkan.

Secangkir esteh manis,
Lebih dari sekadar minuman pelepas dahaga.
Ia adalah simbol kesederhanaan, kebersamaan, dan kenangan indah.

Semoga puisi ini bermanfaat dan dapat memberikan inspirasi bagi pembaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun