Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pertiwi Menangis: Aku Melihat Indonesia

11 Maret 2024   07:26 Diperbarui: 11 Maret 2024   07:26 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertiwi Menangis: Aku Melihat Indonesia

Di hamparan zamrud khatulistiwa,
Terlukis wajah Indonesia tercinta.
Namun, air mata mengalir di pipinya,
Menandakan luka yang terdalam di jiwanya.

Aku melihat hutan yang gundul,
Paru-paru bumi yang terluka parah.
Sungai tercemar oleh limbah industri,
Keindahan alam ternodai oleh keserakahan.

Aku melihat rakyat yang tertindas,
Terjebak dalam kemiskinan dan kelaparan.
Pendidikan yang tak terjangkau,
Keadilan yang masih jauh dari kenyataan.

Aku melihat korupsi merajalela,
Pejabat yang memakan uang rakyat.
Kebohongan dan penipuan merajalela,
Membuat rakyat kehilangan kepercayaan.

Namun, di tengah kesedihan ini,
Aku masih melihat secercah harapan.
Pemuda-pemudi yang bangkit dan bersatu,
Membawa semangat perubahan untuk negeri ini.

Marilah kita bersatu padu,
Menyelamatkan Indonesia dari keterpurukan.
Gunakan tangan kita untuk membangun bangsa,
Demi masa depan yang lebih cerah dan gemilang.

Pertiwi menangis, tapi dia tidak akan menyerah.
Dia menanti anak-anaknya untuk bangkit dan bertindak.
Marilah kita jadikan Indonesia bangsa yang kuat dan sejahtera,
Negeri yang adil dan makmur untuk semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun