Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta Terlarang: Rahwana dan Shinta

9 Maret 2024   14:14 Diperbarui: 9 Maret 2024   14:16 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cinta Terlarang: Rahwana dan Shinta

Di taman Asoka yang indah nan permai,
Rahwana terpana oleh kecantikan Shinta yang tiada tara.
Cinta terlarang pun bersemi di hatinya,
Menantang norma dan takhta kerajaan Alengka.

Rahwana, sang raja raksasa yang perkasa,
Tergila-gila pada Shinta, sang permaisuri Rama.
Hasrat dan cinta membara dalam jiwanya,
Membuatnya nekat menculik Shinta dari Ayodhya.

Shinta yang terkurung di taman Asoka,
Menolak cinta Rahwana dengan teguh dan setia.
Hati Shinta hanya untuk Rama,
Sang suami tercinta yang tak tergantikan.

Rahwana, dengan segala bujuk rayunya,
Mencoba meluluhkan hati Shinta yang keras kepala.
Namun, cintanya tak berbalas,
Shinta tetap teguh pada pendiriannya.

Kisah cinta terlarang ini penuh dengan tragedi,
Menyebabkan peperangan dan pertumpahan darah.
Rahwana dan Rama bertarung memperebutkan Shinta,
Membawa kerajaan Alengka dan Ayodhya ke jurang kehancuran.

Pada akhirnya, cinta terlarang ini harus berakhir,
Rahwana gugur di tangan Rama dalam pertempuran.
Shinta kembali ke Ayodhya bersama Rama,
Namun, luka dan trauma takkan pernah terhapuskan.

Kisah Rahwana dan Shinta adalah kisah cinta yang tragis,
Sebuah pengingat bahwa cinta tak selalu bersatu dengan bahagia.
Norma dan moralitas menjadi taruhannya,
Dan tak jarang membawa konsekuensi yang pahit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun