Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dupa Penghormatan

8 Maret 2024   21:21 Diperbarui: 8 Maret 2024   21:21 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dupa Penghormatan
Aroma semerbak mengepul menghiasi angkasa,
Dupa ku bakar dengan niat suci di jiwa.
Bukan untuk mengundang makhluk asral semata,
Tetapi untuk membakar segala kegelapan di jiwa.

Biarlah asapnya membumbung tinggi,
Mengusir segala keburukan hingga ke akar-akarnya.
Penghormatan kepada Sang Pencipta alam semesta,
Dengan ketulusan hati dan rasa cinta.

Dupa ini menjadi simbol penyerahan diri,
Menyerahkan segala ego dan nafsu diri.
Memohon petunjuk dan pencerahan ilahi,
Agar hati terbebas dari keraguan dan kegelisahan.

Seperti asap dupa yang terus membumbung,
Demikian pula doa dan harapanku.
Semoga Sang Pencipta berkenan mengabulkan,
Memberikan kedamaian dan kebahagiaan.

Dupa ini bukan sekadar ritual semata,
Tetapi ungkapan rasa syukur dan cinta.
Kepada Sang Pencipta yang telah memberikan segalanya,
Kehidupan, kesehatan, dan kebahagiaan.

Di bawah langit yang luas terbentang,
Aroma semerbak mengepul menghiasi angkasa.
Sebuah penghormatan kepada Sang Pencipta Alam Semesta,
Dengan niat suci, ku kabarkan dupa ini.

Tak untuk mengundang makhluk asral,
Namun untuk membakar segala kegelapan di dalam hatiku.
Biarlah asapnya membumbung tinggi,
Mengusir segala keburukan hingga ke akar-akarnya.

Dupa yang terbakar, simbol kesucian hati,
Menyucikan ruang batin dari segala dosa.
Dalam keheningan, ku haturkan doa-doa,
Memohon ampunan dan petunjuk dari Yang Maha Kuasa.

Biarkan aroma suci meresap ke segala penjuru,
Mengusir bayang-bayang yang menghalangi cahaya.
Dengan hati yang tulus, ku bakar dupa ini,
Menyucikan diri, menyambut kedamaian dan keberkahan jiwa.

Semoga setiap kesejukan yang terasa,
Menjadi saksi akan kehadiranNya yang maha kasih.
Dengan harapan yang bersinar, ku bakar dupa ini,
Menyongsong fajar yang membawa kebaikan dan kebenaran di dalam hidup ini.

Semoga dengan membakar dupa ini,
Hatiku menjadi lebih bersih dan suci.
Mampu melihat keindahan alam semesta,
Dan merasakan kasih sayang Sang Pencipta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun