Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gaya Hidup vs Doa

8 Maret 2024   05:05 Diperbarui: 8 Maret 2024   05:16 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ganti Gaya Hidup vs Ganti Doa


Di jalanan ramai, kau pamerkan gadget terbarumu,
Diiringi deru motor dan mobil yang kau kendarai,
Menyusuri jalanan kota dengan gaya hidupmu.

Sementara aku, di sini, termenung dalam doa,
Memohon secercah harapan untuk hari esok yang lebih cerah,
Berharap agar hidup ini tak terus terbelenggu oleh nestapa.

Kau sibuk gonta-ganti gadget demi gengsi,
Aku sibuk gonta-ganti doa demi sesuap nasi.
Kau pamerkan kekayaanmu di dunia maya,
Aku merintih dalam doa, memohon belas kasihan-Nya.

Dunia kita bagaikan dua kutub yang berbeda,
Kau hidup dalam gemerlap dunia fana,
Aku terjebak dalam lilitan masalah yang tak terkira.

Di tengah kegilaan dunia yang terus berputar,
Orang sibuk gonta-ganti hp, sepeda motor, dan mobil baru,
Mereka mencari gaya hidup yang serba mewah,
Tersesat dalam kilauan materialisme yang menyilaukan.

Namun, aku sibuk dengan urusan yang lain,
Bukan mengikuti tren, bukan mengejar kekayaan,
Aku gonta-ganti doa agar bisa bertahan hidup,
Doa untuk kekuatan, doa untuk kebijaksanaan.

Ketika orang lain terbuai oleh harta dan kekayaan,
Aku memohon kepada Yang Maha Kuasa,
Untuk memberi petunjuk di setiap langkah yang kutempuh,
Untuk memberi rahmat di setiap detik yang kulewati.

Aku tak peduli dengan kemewahan duniawi,
Lebih berharga bagiku adalah kebahagiaan yang sejati,
Ketika orang lain mengejar kesenangan sesaat,
Aku mengejar ketenangan jiwa yang abadi.

Gonta-ganti doa adalah senjataku,
Dalam menghadapi badai dan tantangan hidup,
Karena hanya dengan doa, aku merasa kuat,
Hanya dengan doa, aku merasa dijaga dan dicintai.

Namun, aku tak pernah iri dengan hidupmu,
Karena aku tahu, kebahagiaan tak diukur dari harta benda.
Kekayaanmu takkan mampu membeli kebahagiaan yang hakiki,
Dan doaku, meski sederhana, mampu mengantarku pada ketenangan hati.

Aku takkan pernah berhenti berdoa,
Meski hidup ini terasa begitu berat.
Aku yakin, Tuhan takkan pernah meninggalkan hamba-Nya yang beriman dan berserah diri.

Suatu hari nanti, aku yakin, doaku akan dikabulkan,
Dan aku akan hidup dengan penuh kebahagiaan,
Tanpa harus gonta-ganti doa demi sesuap nasi.

Dan kau, wahai manusia yang sibuk dengan gaya hidupmu,
Sadarilah, bahwa kebahagiaan takkan pernah kau temukan di dunia fana.
Kembalilah kepada-Nya,
Dan kau akan merasakan kebahagiaan yang hakiki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun