Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Membebaskan Diri dari Belenggu Candu Melangkah Menuju Cahaya

7 Maret 2024   17:17 Diperbarui: 7 Maret 2024   17:29 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Membebaskan Diri dari Belenggu Candu: Melangkah Menuju Cahaya

Di balik tembok ilusi semu,Terjebak dalam jerat candu yang kelam.Nikmat sesaat yang menipu,Menjerat jiwa dalam lingkaran setan yang merenggut nyawa.

Obat terlarang bagai racun mematikan,Merusak tubuh dan jiwa perlahan.Ketergantungan yang mencengkeram erat,Membuat hidup terasa hampa dan terbuang.

Cukup sudah terjebak dalam kegelapan,Saatnya bangkit dan melepaskan diri.Memutus rantai yang membelenggu jiwa,Mencari jalan keluar menuju cahaya yang cerah.

Dukungan keluarga bagai pelita di malam kelam,Memberikan kekuatan dan semangat untuk pulih.Bersama melangkah keluar dari lubang hitam,Menemukan kembali kebahagiaan yang hilang.

Rehabilitasi bagai mercusuar di lautan luas,Menuntun jalan menuju pemulihan sejati.Terapi dan konseling membuka mata,Mempelajari diri dan membangun masa depan yang baru.

Melawan candu bukan perjuangan mudah,Tapi dengan tekad dan keyakinan yang kuat,Semangat pantang menyerah dan doa yang tulus,Kebebasan dari belenggu candu akan tercapai.

Bagi jiwa-jiwa yang terjerat dalam candu,Ketahuilah bahwa kamu tidak sendirian.Uluran tangan siap membantu,Membawa kamu keluar dari jurang kehancuran.

Mari bersama lawan candu,Demi masa depan yang lebih cerah.Bebaskan diri dari belenggu setan,Sambutlah kehidupan baru yang penuh harapan.

Dalam kegelapan jiwa, terperangkap dalam belenggu candu,
Aku merayap tanpa arah, terjebak dalam hampa yang sunyi.
Namun di dalam kehampaan, ada cahaya yang menyinari,
Menanti di ujung jalan, memanggilku untuk berbalik dan melangkah maju.

Dengan tekad yang teguh, aku menatap ke depan,
Melangkah perlahan, meninggalkan belenggu candu yang mengikat.
Dalam setiap langkahku, aku merasakan kekuatan yang memuncak,
Membawa harapan yang baru, membebaskan diri dari penjara gelap.

Dengan setiap hembusan udara, aku merasakan kebebasan,
Dari belenggu yang membelenggu, aku bebas untuk mengudara.
Cahaya yang memimpinku menerangi jalan yang penuh harapan,
Menuju kehidupan yang lebih baik, tanpa bayang-bayang candu yang menghantui.

Meski perjalanan ini penuh dengan rintangan dan godaan,
Aku bertekad untuk terus maju, mengikuti cahaya yang bersinar.
Karena di dalam kebebasan dari belenggu candu,
Aku menemukan kedamaian yang sejati, dan kebahagiaan yang abadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun