Spirit Legawa: Sebuah Puisi tentang Kebangkitan dari Kehancuran
Hancur lebih dulu, bukan berarti kalah,
Itulah awal dari kebangkitan yang megah.
Melebur dan meruntuhkan ego yang rapuh,
Bangkit membangun mutu hidup yang lebih luput.
Bagai Phoenix yang terlahir dari abu,
Kita bangkit dengan kekuatan yang baru.
Kegagalan bukan akhir dari segalanya,
Tapi batu loncatan untuk mencapai cita-cita.
Hancur lebih dulu, dalam gelombang kehidupan yang menghempas,
Namun dari puing-puing kehancuran, spirit legawa bangkit.
Melebur dalam api penyucian, membangun kembali diri,
Menuju hidup yang lebih baik, dengan mutu yang tak terkalahkan.
Dalam kehancuran, terpendam kebijaksanaan yang tersimpan,
Menjadi landasan untuk membangun kembali fondasi kehidupan.
Dengan tekad yang teguh dan hati yang legawa,
Kita memperbaiki diri, mengukir takdir yang lebih cerah.
Spirit legawa adalah cahaya dalam kegelapan,
Membimbing langkah kita melintasi lorong yang sunyi.
Dalam setiap tantangan, kita menjadikannya peluang,
Untuk tumbuh dan berkembang, menjadi versi yang lebih baik dari diri kita.
Hancur lebih dulu, namun bangkit dengan legawa,
Kita mampu meraih impian dan cita-cita yang terpatri.
Melebur dalam pengalaman, kita muncul lebih kuat,
Memancarkan kebijaksanaan dan keteguhan yang tak tergoyahkan.
Jadi biarkanlah spirit legawa membimbing langkah kita,
Menuju kebangkitan dari kehancuran yang menghampiri.
Kita adalah pemenang sejati, membangun mutu hidup yang lebih baik,
Dengan hati yang legawa dan tekad yang tak tergoyahkan.
Luka dan kekecewaan memang perih,
Tapi jadikan itu sebagai guru yang terbaik.
Belajar dari kesalahan dan kekurangan diri,
Agar bangkit lebih kuat dan lebih berani.
Lepaskan ikatan yang membelenggu jiwa,
Terimalah kenyataan dengan lapang dada.
Maafkan diri sendiri dan orang lain,
Agar hati terbebas dari rasa bersalah dan dendam.
Dengan hati yang legawa dan lapang,
Kita melangkah maju dengan penuh semangat.
Membangun kehidupan yang lebih baik,
Penuh dengan cinta, kebahagiaan, dan kedamaian.