Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bapakku

5 Maret 2024   06:01 Diperbarui: 5 Maret 2024   06:30 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bapak: Kau Mengajariku untuk Mengampuni dan Berdamai dengan Diriku


Bapak, kau bukan hanya seorang ayah, tetapi juga guru dan penyembuh luka batinku. Kau mengajariku arti memaafkan dan berdamai dengan diri sendiri. Dulu, aku dihantui oleh rasa bersalah dan penyesalan atas masa laluku.

Aku terperangkap dalam lingkaran setan yang membuatku sulit untuk maju.Namun, kau selalu ada di sisiku, memberikan aku kekuatan dan keyakinan. Kau mengajariku bahwa setiap orang memiliki kesalahan dan bahwa kita semua layak untuk diampuni.

Kau juga mengajariku bahwa penting untuk berdamai dengan diri sendiri. Kau menunjukkan bahwa aku tidak perlu sempurna dan bahwa aku harus menerima diriku apa adanya.

Berkat kasih sayang dan bimbinganmu, aku perlahan-lahan mulai memaafkan diri sendiri dan berdamai dengan masa laluku. Aku mulai belajar untuk mencintai diri sendiri dan menerima kekurangan yang aku miliki.

Kini, aku merasa lebih bebas dan bahagia. Aku tidak lagi dihantui oleh rasa bersalah dan penyesalan. Aku bisa fokus pada masa depan dan menjalani hidup dengan penuh semangat.

Terima kasih, Bapak, atas semua yang kau lakukan untukku. Kau telah mengajariku pelajaran hidup yang berharga dan membantuku menjadi pribadi yang lebih baik.
Bapak, dalam setiap langkah hidupku, Kau tak henti mengajarkan arti pengampunan. Dalam belaian hangatmu, dalam sorot matamu, Kau selalu memancarkan kedamaian dan kebijaksanaan.

Melalui teladanmu, kau mengajarkan aku Untuk mengampuni dan berdamai dengan diri sendiri. Kau mengajari bahwa memaafkan bukan berarti melupakan, Namun membebaskan diri dari beban dendam dan kesedihan.

Dalam tatapanmu yang penuh kasih, Aku menemukan kekuatan untuk mengatasi luka batinku. Kau mengajarkan aku untuk melihat kelemahan sebagai kekuatan, Dan menemukan keindahan di dalam ketulusan hati.

Bapak, engkau adalah penyembuh luka batinku, Dengan bijaknya nasihatmu, dengan keteguhan hatimu. Kau mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati Dapat ditemukan dalam kesediaan untuk mengampuni dan berdamai dengan diri sendiri.

Dalam catatan pribadi pengembangan diriku, Aku menulis tentang kearifanmu yang tiada tara. Aku bertekad untuk mengikuti jejak langkahmu, Menjadi pribadi yang penuh kasih dan penuh pengampunan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun