Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puasa Gawai: Ujian Hidup Sejati

4 Maret 2024   03:26 Diperbarui: 4 Maret 2024   05:12 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puasa Gawai: Ujian Hidup Sejati

Dalam genggaman, dunia terhampar luas,
Layar sentuh menyuguhkan beragam hal.
Namun terkadang, kita terlena dan lalai,
Lupa bersyukur, lupa arti yang sesungguhnya.

Mari heningkan sejenak, jauhkan gawai,
Nikmati hening, kembali pada realita.
Rasakan hangatnya mentari pagi,
Dengar kicauan burung bersahutan riang gembira.

Puasa gawai, bukan sekedar matikan data,
Namun juga puasa dari hawa nafsu yang menggoda.
Hadapi diri sendiri, refleksikan setiap jejak langkah,
Adakah kita telah mensyukuri nikmat yang tak terbilang?

Hubungi sanak saudara, tegur sapa dengan mesra,
Nikmati kebersamaan, ciptakan tawa dan cerita.
Sentuh alam sekitar, rasakan hembusan angin yang sepoi,
Appreciate the beauty, jauh dari pencitraan yang fana.

Puasa gawai, ujian hidup sebenarnya,
Menguji keimanan, menguatkan mental dan spiritual.
Mengelola diri, bijak dalam bertindak,
Menjadi pribadi yang lebih baik, berdampak nyata dan optimal.

Jadikan momen ini untuk instropeksi,
Agar gawai menjadi alat yang bermanfaat, bukan candu yang melalaikan.
Mari berpuasa gawai, temukan kedamaian sejati,
Raih hikmah dan kemuliaan di hari kemenangan nanti.

Puasa internet, ujian hidup yang sebenarnya,
Di era digitalisasi, di mana segalanya terhubung.
Tapi ketika kita memutuskan untuk menyendiri,
Kita menemukan arti yang sejati.

Di sela-sela notifikasi dan layar yang berkedip,
Kita mencari kedamaian dalam keheningan.
Puasa internet mengajarkan kita untuk kembali ke akar,
Menyadari kebutuhan manusia yang paling dasar.

Tanpa gangguan dari dunia maya yang riuh,
Kita mendengarkan suara hati yang terdalam.
Menemukan kedekatan dengan diri sendiri,
Dan menyatukan kembali potongan-potongan yang hilang.

Puasa internet bukanlah tentang kehilangan,
Namun tentang penemuan kembali yang sejati.
Ketika kita merenung dalam keheningan,
Kita menemukan kekuatan yang tersembunyi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun