Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kisah Sedih di Hari Minggu

3 Maret 2024   11:32 Diperbarui: 3 Maret 2024   11:36 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kisah Sedih di Hari Minggu

Mentari terbit, sinarnya redup sayu,
Langit mendung, seolah ikut berkabung pilu.
Hari minggu yang biasanya riuh ceria,
Kini hening, berteman sunyi yang tak menyapa.

Bangku taman yang biasa penuh tawa dan cerita,
Kini kosong, tak ada senyum yang terlukis di sana.
Ayunan yang biasa berayun riang gembira,
Kini diam, tak ada sorak anak kecil yang berseri.

Memori berkelebat, teringat janji yang dulu terucap,
Berjalan bersama di hari minggu, berbagi cerita dalam peluk.
Namun kini, kau jauh di sana, entah di mana,
Meninggalkan luka dan hampa yang tak terkira.

Angin berembus pelan, membawa desau kesedihan,
Seakan berbisik, "Kebahagiaan tak selamanya bertahan."
Air mata mengalir, tak kuasa kutahan,
Membasahi sunyi di hari minggu yang kelam.

Di malam yang sunyi,
Hatiku merintih sendiri,
Diiringi angin sepi,
Menyapa kerinduan yang terpendam.

Malam minggu datang lagi,
Tanpa senyum yang menghiasi,
Hanya bayang gelap menyelimuti,
Kisah sedih yang terpendam di hati.

Di bawah rembulan yang pucat,
Aku merenung sendiri,
Kenangan tentangmu menghantui,
Seperti bayang yang tak pernah pergi.

Namun di lubuk hati, secercah harapan masih menyala,
Bahwa suatu saat nanti, kita kan bertemu kembali, walau entah kapannya.
Hingga saat itu tiba, kusimpan kenangan manis dalam dada,
Dan terus melangkah, meski hati masih bersedih di hari minggu yang nestapa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun