Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sekeping Jantung

2 Maret 2024   13:39 Diperbarui: 2 Maret 2024   13:45 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kendati Sekeping Jantung

Kendati sekeping jantung yang kutitipkan padamu,
Telah kau hancurkan, berserak, tercecer di telapak kakimu harga diri.
Masih juga kurekat dengan air mata, dan kesabaran yang gemetar,
Untuk kujagai lagi demi kembalimu entah hingga kapan.

Rasa sakit ini bagaikan belati yang menusuk kalbu,
Membuat jiwa merintih pilu, terluka tanpa henti.
Namun cinta yang tulus ini takkan pernah sirna,
Tetap menanti kepulanganmu, meskipun kau telah tega.

Setiap hari aku lalui dengan penantian yang hampa,
Memendam rasa kecewa dan luka yang mendalam.
Air mata menjadi teman setia di setiap malam,
Menemani doa dan harapanku agar kau kembali pulang.

Aku tak tahu kapan kau akan kembali,
Ataukah kau akan selamanya pergi dan tak lagi peduli.
Namun, aku takkan pernah berhenti mencintaimu,
Meskipun kau telah merenggut kebahagiaanku.

Semoga suatu hari nanti kau akan tersadar,
Bahwa cintaku ini tulus dan takkan pernah pudar.
Dan saat itu kau akan kembali, memelukku erat,
Menyatukan kembali kepingan hati yang telah kau renggut.

Kendati sekeping jantung telah kau hancurkan,
Berserak, tercecer di telapak kakimu harga diriku.

Masih juga kurekat dengan air mata,
Dan kesabaran yang gemetar, untuk kujagai lagi.

Demi kembalimu, entah hingga kapan,
Aku masih bersedia, meski sakit telah menghimpit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun